�PENGARUH LINGKUNGAN KEAGAMAAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK BERTEMAN SISWA DI SEKOLAH

 

FITRI LAELASARI

SMA Negeri 3 Sumedang

Email: [email protected]

 

ARTICLE INFO

ABSTRAk

Date received : 01-10-2022

Revision date : 07-10-2022

Date received : 10-10-2022

Mini penelitian yang penulis ambil dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa lingkungan keluarga yang religius dapat mempengaruhi perilaku berteman dalam kehidupan sehari-hari siswa. Dapat ditarik hipotesis bahwa jika lingkungan keluarga dalam beragama baik maka akhlak siswa juga akan baik. Untuk uji signifikansi, t hitung = 8,30 lebih besar dari t daftar (dk 0,99) = 1,61 yang dapat diartikan bahwa antara lingkungan agama keluarga terdapat pengaruh yang signifikan terhadap perilaku siswa di sekolah. Sehingga hipotesis yang diajukan dapat dinyatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, karena terbukti bahwa t hitung 8,30 > t daftar 1,61 yang diartikan bahwa terdapat pengaruh antara lingkungan agama keluarga terhadap karakter persahabatan siswa. Besarnya pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y diperoleh nilai e = 47% yang dapat diartikan hampir setengahnya. Dengan demikian, variabel X memiliki pengaruh sebesar 47% atau hampir separuh pengaruhnya terhadap variabel Y. Akhirnya disimpulkan bahwa antara lingkungan keagamaan keluarga terhadap keramahan siswa terdapat pengaruh sebesar 47%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

 

ABSTRACT

The mini research that the author took was motivated by the thought that a religious family environment can affect the behavior of making friends in students' daily lives. It can be hypothesized that if the family environment in religion is good, the students' morals will also be good. For the significance test, t count = 8.30 is greater than t list (dk 0.99) = 1.61, which means that between family religious environments there is a significant influence on student behavior at school. So that the proposed hypothesis can be stated that Ha is accepted and Ho is rejected, because it is proven that t count 8.30 > t list 1.61 which means that there is an influence between the family's religious environment on the character of students' friendship. The magnitude of the influence between the X variable on the Y variable is obtained by the value of e = 47% which can be interpreted as almost half. Thus, variable X has an effect of 47% or almost half of its effect on variable Y. Finally, it is concluded that between the family religious environment on student friendliness there is an influence of 47%, while the rest is influenced by other factors.

Kata Kunci:

Pengaruh Lingkungan, Keagamaan, Keluarga, Terhadap Akhlak, Siswa, Sekolah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

The Influence of Environment, Religion, Family, On Morals, Students, Schools.


 

 

 

 

PENDAHULUAN

Pendidikan secara umum adalah segala sesuatu yang dilakukan individu untuk dapat mengembangkan potensinya melalui kegiatan pengajaran. Dalam pelaksanaan pendidikan anak, semua pihak terlibat di dalam aktivitas pendidikan baik itu pihak sekolah, keluarga maupun lingkungan tempat bermain anak. Pendidikan sebagai suatu proses yang bertujuan mengarahkan siswa untuk dapat memaksimalkan kemampuannya. Selain itu pendidikan juga merupakan tonggak awal dalam terbentuknya kepribadian yang utuh sebagai manusia secara personal dan sosial serta hamba Tuhan yang menyerahkan diri kepadaNya (AKRIM, 2022).

Selain itu juga lingkungan adalah faktor penting mencapai pendidikan yang berkualitas. Pengertian lingkungan secara umum adalah penggabungan anatra fisik yang meliputi sumber daya alam yang bias di gunakan serta di kembangkang oleh manusia. Lingkungan juga dapat diartikan sebagai segala yang ada di sekitar manusia yang dapat mempengaruhi segala segi kehidupan manusia itu sendiri (Harahap, 2015). Kita mengenal tiga macam lingkungan keagamaan dalam kehidupan keluarga yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan keagamaan dan proses belajar pendidikan agama di sekolah, yaitu: Pertama, keluarga yang sadar akan pentingnya pendidikan agama bagi perkembangan anak. Orang tua dari lingkungan keluarga yang demikian akan selalu mendorong untuk kemajuan pendidikan agama dan mengajak anak untuk menjalankan perintah agamanya serta menjadi teladan bagi anaknya dalam beragama (Choiri, 2017).

Sebagai contoh orang tua mendatangkan guru les mengaji ke rumah, menyuruh anak untuk belajar di madrasah diniyah atau TPQ yang berada di lingkungan sekitar tempat tinggalnya, mengikuti kegiatan keagaamaan baik berupa kajian maupun berupa seminar. Kedua, keluarga yang acuh terhadap pendidikan keagamaan anak dan anggota keluarga lain-lain. Orang tua yang semacam ini tidak mengambil peran-peran untuk mendorong atau melarang kegiatan yang bernuansa keagaamannya yang dilakukan anaknya. Ketiga, keluarga yang antipati terhadap dampak dari keberadaan pendidikan agama di sekolah. Orang tua dari semacam ini akan bersikap kurang baik dengan menebar kebencian terhadap kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh anaknya dan keluarga lainnya.

Siswa mempunyai banyak waktu di sekolah dan sangat memungkinkan untuk diadakannya proses Pendidikan (Sari, Rifki, & Karmila, 2020). Seperti ketika siswa berada dari sekolah, siswa lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran berbagai disiplin ilmu. Pendidikan akhlak di Madrasah aliyah cukup konsisten dilakukan dengan mennyisipkan berbagai cabang disiplin ilmu pendidikan agama Islam sepeti aqidah akhlah, qur�an hadist, SKI dan lain-lain. Namun di luar itu, siswa tetap memerlukan bimbingan akhlak di luar proses pembelajaran. Bimbingan akhlak tersebut teraplikasikan dalam berbagai bentuk dan interaksi sosial antara siswa dengan guru atau personal sekolah lainnya, namun dalam berinteraksi dilandasi dengan pemikiran edukatif berlandaskan pola agama Islam, jika memungkinkan usaha menciptakan suasana kehidupan Islami di lingkungan sekolah (Pai, 2016).

Akhlak bagi kehidupan manusia adalah suatu hal yang penting, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sebab semua yang terjadi baik atau buruknya suatu bangsa bergantung terhadap akhlaknya. Maka dapat diartikan ketika sebuah lingkungan memiliki akhlak yang baik maka hubungan di antara mereka akan baik dengan saling menghormati dan saling menghargai (Warasto, 2018). Dan akan terjadi sebaiknya jika akhlak sebuah lingkungan masyarakat tidak baik/buruk maka akan terjadi saling curiga serta akan muncul berbagai perpecahan lalu akan berujung permusuhan dan kedaiaman tidak dapat dicapai (Bakry & Harisah, 2018).

 

METODE

��������� Jenis penelitian dalam mini reseach ini dengan metode kualitatif dan peninjauan kepustakaan. Yaitu dengan pengumpulan data berupa angket yang di sebar secara online melalui google form. Untuk mendapatkan data penunjang yang dijadikan sebagai bahan pendukung dalam pembahasan kajian ini, yang meliputi data sekunder meliputi kitab atau buku pendukung bak secara fisik ataupun online yang memiliki relevansi terhadap topik ini (PUTRI, 2022). Sedangkan teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan metode studi pustaka.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh adalah tentang Lingkungan keagamaan keluarga yang dilaksanakan di SMAN 3 Sumedang dan juga data realitas akhlak berteman siswa SMAN 3 Sumedang Kabupaten Sumedang tahun pelajaran 2020/2021. Dalam rangka pengumpulan data penelitian, peneliti membagikan instrumen penelitian berupa angket untuk diisi oleh siswa.

Untuk membuktikan hubungan (korelasi) tersebut dilakukan analisis parametik dengan rumus product moment sehingga diketahui derajat koefisien korelasi kedua variabel. Sedangkan untuk menguji koefisien korelasi tersebut menggunakan teknik analisis tes signifikansi korelasi (uji t) sekaligus menguji hipotesis yang diajukan. Kemudian untuk membuktikan seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y dilakukan analisis prosentase (%). Adapun langkah-langkah analisis korelasi, signifikansi, dan prosentase pengaruh ditempuh sebagai berikut :

a.   Membuat Tabel Signifikansi

����������������������������������������������������� Tabel 1

Distribusi Korelasi antara Lingkungan Keagamaan Keluarga dengan Akhlak Berteman Siswa

 

NO

 

X

 

Y

 

X2

 

Y2

 

XY

1

2

3

4

5

6

1.

39

37

1521

1369

1443

2.

39

30

1521

1024

1248

3.

43

34

1849

1156

1462

4.

41

36

1681

1296

1476

5.

42

33

1764

1089

1386

6.

41

41

1681

1681

1681

7.

34

36

1225

1296

1260

8.

36

36

1296

1296

1296

9.

39

39

1521

1521

1521

10.

39

38

1521

1444

1482

11.

45

45

2025

2025

2025

12.

44

41

1936

1681

1804

13.

44

39

1936

1521

1716

14.

44

40

1936

1600

1760

15.

45

40

2025

1600

1800

16.

44

42

1936

1764

1848

17.

51

44

2601

1936

2244

18.

43

37

1849

1369

1591

19.

45

39

2025

1521

1755

20.

45

42

2025

1764

1890

21.

39

40

1521

1600

1560

22.

41

42

1681

1764

1722

23.

42

41

1764

1681

1722

24.

43

43

1849

1849

1849

25.

42

47

1764

2025

1890

Σ

1051

982

58512

38872

41431

 

Dari data di atas dapat diketahui data koofesien korelasi lingkungan keagamaan keluarga terhdap akhlak berteman siswa adalah:

Σ X���� =� 1051����������������� Σ X2 �� =� 58512������ XY����� = 41431�������

�� ������ Σ Y���� = 982�������������������� Σ Y2 �� =� 38872

B.Analisis Pengaruh

1)  Menentukan ada / tidak adanya pengaruh dengan rumus :

�=

�=

��������� �=

��������� �= 0,63

2)  Mencari persentase dengan rumus :

e� = 100 (1-k)

��� �= 100 (1-0,63)

� � = 100 x 0,47

��� ����� � = 47 %

Maka nilai e = 47 %. Dengan demikian, variabel X berpengaruh 47 % terhadap variabel Y lingkungan keagamaan keluarga berpengaruh terhadap akhlak berteman siswa di.

Akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh lingkungan keagamaan keluarga berpengaruh terhadap akhlak berteman siswa terbukti berpengaruh sebesar 47 % yang dapat dikategorikan hampir setengahnya dari akhlak berteman siswa tersebut dipengaruhi oleh lingkungan keagamaan keluarga, dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini:

1) Kebiasaan yang merupakan perilaku yang dilakukan secara berulang. Kebiasaan ini berfungsi untuk memudahkan perbuatan, menghemat waktu serta bias lebih focus dlam mengerjakannnya karena biasana secara reflek akan di lakukan karena sering.

2) Pendidikan dimana Pendidikan merupakan sebuah hal yang penting pengaruhnya terhadap perubahan perilaku akhlak seseorang (Raharjo, 2010). Kemudian dengan bakal ilmu tersebut kita dapat memiliki wawasan luas dan diterapkan dalam tingkah laku ekonomi. dan tenaga pendidik harus propesional dalam bidangnya. Agar dapat memberi wawasan materi, mengarahkan dan bimbingan anak didiknya dengan baik. Dunia pendidikan, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan perilaku, dan akhlak seseorang (Juwita, 2018). Bebagai ilmu diperkenalkan agar siswa memahaminya dan dapat melakukan suatu perubahan pada dirinya. Begitu pula apabila, siswa diberi pelajaran �AKHLAK�, maka memberi tahu bagaimana seharusnya manusia itu bertingkah laku, bersikap terhadap sesamanya, dan penciptanya (Tuhan) (Nurhayati & Rahmawati, 2018).

3) Kehendak adalah kemampuan yang dimiliki seseorang atau sesuatu makhluk untuk membuat pilihan secara sukarela, bebas dari segala kendala ataupun tekanan yang ada (Andriyani, 2013). Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku manusia adalah kemauan keras atau kehendak (Rohmah, 2018). Kehendak ini adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam. Itulah yang menggerakkan manusia berbuat dengan sungguh-sungguh. Seseorang dapat bekerja sampai larut malam dan pergi menuntut ilmu di negeri yang jauh berkat kekuatan �azam (kemauan keras).

4)Pembawaan adalah seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada seorang individu dan selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (Lestari, 2017). Secara individu kepribadian Muslim mencerminkan cirri khas yang berbeda. Ciri khas tersebut diperolah berdasarkan potensi bawaan. Dengan demikian secara potensi (pembawaan) akan dijumpai adanya perbedaan kepribadian antara seorang muslim dengan muslim lainnya.

5) Insting artinya naluri. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia Insting yaitu pola tingkah laku yg bersifat turun-temurun yg dibawa sejak lahir, insting bisa disebu juga naluri atau garizah. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah.

 

SIMPULAN

Lingkungan keagamaan keluarga sesuai dengan hasil penelitian di SMAN 3 Sumedang yang memiliki nilai rata-rata tinggi/baik. Hal tersebut menunjukan lingkungan keagamaan keluarga perlu ditingkatkan lagi agar menjadi lebih baik, karena hal tersebut berpengaruh terhadap akhlak berteman� siswa. Dalam hal akhlak bertema siswa siswa perlu ditingkatkan lagi, mengingat hasil penelitian menunjukan bahwa akhlak berteman siswa adalah sedang/cukup, diharapkan siswa lebih dibina lagi agar dapat berakhlak dengan lebih baik (JUHAETI, 2019). Hasil analisis mini reseach antara Pengaruh lingkungan keagamaan keluarga terhadap akhlak berteman siswa di SMAN 3 Sumedang menunjukan korelasi yang tinggi, dengan demikian terbukti bahwa di antara keduanya ada saling keterkaitan. Karena itu lingkungan keagamaan keluarga berpengaruh terhadap akhlak berteman siswa

 

REFERENCES

 

AKRIM, AKRIM. (2022). Pendidikan Humanis Dalam Pengelolaan Pendidikan Di Indonesia. Aksaqila Jabfung.

Andriyani, Juli. (2013). Terapi religius sebagai strategi peningkatan motivasi hidup usia lanjut. Jurnal Al-Bayan: Media Kajian Dan Pengembangan Ilmu Dakwah, 19(2).

Bakry, Muammar, & Harisah, Afifuddin. (2018). Akhlak Aswaja: Ahlussunnah wal Jama�ah.

Choiri, Moh Miftahul. (2017). Upaya pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar anak. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(1).

Harahap, Rabiah Z. (2015). Etika Islam dalam Mengelola Lingkungan Hidup. EDUTECH: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 1(01).

JUHAETI, TETI. (2019). Hubungan Kompetensi Kepribadian Guru PAI dengan Moral Siswa di Kelas XI SMK Islamic Centre Cirebon.

Juwita, Dwi Runjani. (2018). Pendidikan akhlak anak usia dini di era milenial. At-Tajdid: Jurnal Ilmu Tarbiyah, 7(2), 282�314.

Lestari, Ai. (2017). Pandangan Islam Tentang Faktor Pembawaan Dan Lingkungan Dalam Pembentukan Manusia (Kajian Ilmu Pendidikan Islam). Jurnal Pendidikan UNIGA, 5(1), 1�13.

Nurhayati, Is, & Rahmawati, Novi Tria. (2018). Pengaruh Etika Guru Terhadap Akhlak Siswa. Thoriqotuna: Jurnal Pendidikan Islam, 1(2), 50�71.

Pai, Tim Dosen. (2016). Bunga rampai penelitian dalam pendidikan agama Islam. Deepublish.

PUTRI, RECHA TAMARA. (2022). Relativitas Waktu Dalam Al-Qur�an Dan Relevansinya Terhadap Sains Modern. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Raharjo, Sabar Budi. (2010). Pendidikan karakter sebagai upaya menciptakan akhlak mulia. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 16(3), 229�238.

Rohmah, Umi. (2018). Pengembangan Karakter Pada Anak Usia Dini (AUD). Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, 4(1), 85�102.

Sari, Widya, Rifki, Andi Muhammad, & Karmila, Mila. (2020). Analisis kebijakan pendidikan terkait implementasi pembelajaran jarak jauh pada masa darurat covid 19. Jurnal Mappesona, 3(2).

Warasto, Hestu Nugroho. (2018). Pembentukan Akhlak Siswa. Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, Dan Teknologi, 2(1), 65�86.


 

Copyright holder:

Fitri Laelasari

(2022)

 

First publication right:

Journal Edunity

 

This article is licensed under:

WhatsApp Image 2021-06-26 at 17

 

���������������������������������������������������������������������������������������������