|
Jurnal Edunity: Kajian Ilmu Sosial dan Pendidikan Volume 1 Number 03, November, 2022 p- ISSN 2963-3648- e-ISSN 2964-8653 |
|
GAMBARAN PROSES PENDIDIKAN SERTA PEMBINAAN MENTAL DAN PEMBENTUKAN KARAKTER SELAMA MENEMPUH PENDIDIKAN SEKOLAH PENERBANG TNI
Abdi Darnain1, Edison2,sembiring3 Program Studi Magister Managemen, Universitas Sahid Jakarta, Indonesia1,2,3 Email: [email protected]
|
||
INFO ARTIKEL Diterima: 2 November 2022 Direvisi: 7 November 2022 Disetujui: 10 November 2022
|
ABSTRAK Kondisi terdapatnya kecelakaan pesawat sangat ditentukan oleh pilot sebagai pengemudi dan pemegang keputusan pertama setelah pesawat mengudara. Salah satu sarana Pembentukan karakter Mental dan Motivasi terhadap budaya pilot di Indonesia selain berasal dari alumni Sekbang IDP/PSDP TNI, mayoritas karakter Mental dan Motivasi juga terbentuk dari Institusi Pendidikan Penerbangan tertua di negeri ini, yakni Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI-Curug). Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai : (1) proses pembinaan serta pembinaan mental Sekolah penerbangan TNI , (2) gambaran pembinaan motivasi sekolah penerbang TNI. Metode yang digunakan dalam penetian ini a adalah dengan melakukan studi pustaka dan sumber informasi lainnya dengan pendekatan secara deskritif ekspolatif. Hasil dari penelitian ini memberikan simpulan bahwa pendidikan di sekbang TNI terdiri dari : Pendidikan selama enam bulan di Lanud Adisumarno Solo,Pendidikan selama duapuluhtigabulan di Lanud Adisucipto Yogyakarta dan Pendidikan elama enam bulan di lembaga pendidikan masing masing Angkatan, bentuk pembinaan mental terdiri atas 3 yaitu pembinaan mental rohani keagamaan (Binroh), pembinaan mental ideologi kebangsaan (Bintalid) dan pembinaan mental tradisi dan kejuangan (Bintra Juang) Kata kunci: Pendidikan Mental; Pembentukan Karakter; Penerbangan TNI
ABSTRACT The condition of an airplane accident is determined by the pilot as the driver and the first decision maker after the plane takes off. One of the means of forming mental and motivational characters for pilot culture in Indonesia besides coming from alumni of the IDP/PSDP TNI Secretary, the majority of mental and motivational characters are also formed from the oldest aviation education institution in the country, namely the Indonesian Aviation College (STPI-Curug). The purpose of this writing is to provide an overview of: (1) the process of coaching and mental development of the TNI flight school, (2) an overview of the motivational development of the TNI pilot school. The method used in this research is to study the literature and other sources of information using a descriptive-expolative approach. The results of this study conclude that education at the Armed Forces Secretariat consists of: Six months of education at Adisumarno Solo Air Base, twenty-three months of education at Adisucipto Yogyakarta Air Force Base and six months of education at each educational institution, the form of mental development consists of 3, namely coaching religious spiritual mentality (Binroh), mental development of national ideology (Bintalid) and mental development of tradition and struggle (Bintra Juang) Keywords: Mental Education; Character building; Armed Forces Aviation |
|
|
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International |
|
PENDAHULUAN
Dunia penerbangan di Indonesia beberapa tahun belakangan ini memang sedang berkembang dengan pesat. Transportasi dengan pesawat udara diyakini menjadi alat transportasi yang sangat diandalkan oleh masyarakat Indonesia (Wahyuni, 2019). Hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487 pulau, dan dengan populasi penduduk sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006.1 Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap alat transportasi pesawat udara tersebut maka tentu dibutuhkan begitu banyak SDM yang profesional serta terampil di bidangnya guna mampu melaksanakan tugas dan fungsinya di bidang transportasi udara serta memberikan pelayanan bagi masyarakat Indonesia (Wijaya et al., 2020).
Salah satu SDM yang sangat diperlukan dalam dunia penerbangan adalah seorang pilot. Sebagai pengetahuan bersama tidak dapat dipungkiri bahwa pekerjaan pilot memang akrab dan terkenal dengan risikonya yang cukup besar (Aldily, 2017). Sebagai Pilot In Command atau Captain Pilot di dalam sebuah penerbangan pesawat udara memiliki Hak dan Kewajiban penuh terhadap keselamatan seluruh penumpang, awak kabin serta pesawatnya itu sendiri selama penerbangan berada di pundak pilot. Oleh karena itu, sebagai perbedaan mendasar bagi Siswa Sekbang IDP/PSDP TNI yang dibentuk menjadi penerbang dengan integritas, dan disiplin tinggi ala pendidikan militer, karena para siswa Sekbang IDP/PSDP TNI juga menempuh basis militer selama 6 bulan pertama awal pendidikan (Budiman ,2012)
Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan pasal 53 ayat 1 dikatakan “Setiap orang dilarang menerbangkan atau mengoperasikan pesawat udara yang dapat membahayakan keselamatan pesawat udara” (Martono et al., 2021a). Oleh karena bukanlah sembarangan seseorang dapat menerbangkan, mengendalikan, dan mengoperasikan pesawat udara tanpa adanya Pendidikan dan pelatihan sebelumnya serta lisensi dari hasil uji untuk menjadi seorang pilot. Sehingga untuk dapat diketahui dalam penelitian ini menggambarkan proses Gambaran proses pendidikan serta pembinaan mental dan pembentukan karakter selama menempuh pendidikan Sekolah Penerbang TNI , sehingga menghasilkan seorang pilot yang mumpuni.
RESEARCH METHOD
Pada penelitian ini menggunakan metode yaitu studi literatur, yang di mana hanya di fokuskan untuk menggambarkan dengan prioritas menempuh pendidikan pilot TNI sebagai langkah awal pembentukan karakter dan mental sehingga dapat menghasilkan pilot yang andal (Septiani et al., 2012). pada penelitian ini menghasilkan sebuah variabel yang tidak baku, dengan kata lain bahwa hanya data yang didapat oleh penulis yang akan di analisa secara mendalam. yang selanjutnya digunakan oleh penulis.
Metode Studi literatur berbeda dengan metode studi pustaka. Di mana metode Studi pustaka lebih menitik beratkan pada analisa atau kajian penelitian sebelumnya (lecture review) ataupun yang belum terpublikasi. Meskipun merupakan sebuah penelitian, penelitian dengan studi literatur tidak harus turun ke lapangan dan bertemu dengan responden. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat diperoleh dari sumber pustaka atau dokumen. Menurut (Sari & Asmendri, 2020), pada riset pustaka (library research), penelusuran pustaka tidak hanya untuk langkah awal menyiapkan kerangka penelitian (research design) akan tetapi sekaligus memanfaatkan sumber-sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian (Ir. Melfianora, M.Si). Beberapa literatur yang akan dibahas dapat memberikan gambaran mengenai proses Pendidikan pilot di TNI yang merupakan awal pendidikan yang dilalui peneliti, sehingga dapat menjadi pilot yang andal.
RESULT AND DISCUSSION
PSDP TNI sebagai singkatan dari Sekolah Penerbang Prajurit Sukarela Dinas Pendek Tentara Nasional Indonesia (biasa disebut Sekbang PSDP TNI) merupakan Pendidikan yang pertama perwira bagi seorang warna negara terpilih lulusan SMA dan MA untuk menjadi prajurit TNI (Siswosoediro, 2009). Lulusan PSDP TNI harus menjalankan ikatan dinas selama sepuluh tahun yang kemudian diberikan pilihan untuk berkarier di TNI atau mengakhiri ikatan dinas. Sebelumnya seorang calon perwira harus melalui tahapan Pendidikan di Sekbang PSDP TNI seperti sebagai berikut :
a. Pendidikan selama enam bulan di Lanud Adi Sumarno Solo : terdiri dari Latihan dasar kemiliteran dan keperwiraan.
b. Pendidikan selama dua puluh tiga bulan di Lanud Adisucipto Yogyakarta. Pada tahap ini para siswa akan melaksanakan fase bina kelas (ground school) tentang teori atau materi penerbangan dan KIBI (Kursus Intensif Bahasa Inggris) yang terdiri dari ground school dan pelajaran buana terbang selama 180 jam terbang.
c. Pendidikan selama enam bulan di Lembaga Pendidikan masing-masing Angkatan.
Setelah lulus pada fase ini siswa akan naik menjadi pangkat sersan siswa (sersis) (Tempo, 2016)
Dalam suatu Pendidikan termasuk pendidikan mencetak seorang pilot sejatinya diperlukan kurikulum dan yang mengacu peraturan penerbangan baik nasional maupun internasional sebagai berikut (Martono et al., 2021b) :
a. Peraturan Nasional :
1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang penerbangan,
2. Dsb,.
b. Peraturan Internasional :
1. CASR (Civil Aviation Safety Regulation ) part 61 Licensing Of Pilots And Flight Instructors,
2. CASR part 91 General Operating And Flight Rules,
3. CASR part 141 Certification And Operating Requirements For Pilot School,
4. CASR part 121 Certification And Operating Requirements : Domestic, Flag, And Supplemental Air Carriers,
5. CASR part 135 Certification And Operating Requirements : For Commuter And Charter Certificate Holders,
6. Dsb,. (HEndrio Em, et al., 2021)
Latihan dasar kemiliteran dan keperwiraan sangat berperan dalam membentuk mental serta karakter seorang calon pilot sekaligus perwira di Lingkungan TNI (Salsabil, 2021). Pembinaan mental merupakan suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan menjadi lebih baik. Pembinaan memperlihatkan bahwa adanya kemajuan, peningkatan, perubahan, evolusi atau berbagai kemungkinan, berkembang, atau peningkatan atas sesuatu (Juniar, 2017). Pengertian di atas dapat mengandung dua hal, yaitu pertama, bahwa pembinaan itu sendiri bisa berupa tindakan, proses, atau pernyataan dari suatu tujuan; kedua, pembinaan bisa menunjukkan kepada perbaikan atas sesuatu. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembinaan mental TNI adalah segala usaha tindakan dan kegiatan TNI untuk membentuk, memelihara serta memantapkan mental anggota TNI berdasarkan Pancasila, Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan Delapan Wajib TNI melalui pembinaan rohani, santiaji dan santikarma, serta pembinaan tradisi sehingga mampu dan mantap dalam melaksanakan tugasnya (Lubis et al., 2021)
Bentuk pembinaan mental terdiri atas 3 yaitu pembinaan mental rohani keagamaan (Binroh), pembinaan mental ideologi kebangsaan (Bintalid) dan pembinaan mental tradisi dan kejuangan (Bintra Juang) (Ilyas & Humaniora, 2017). Pembinaan mental rohani terbagi atas pembinaan mental rohani Islam, pembinaan mental rohani agama Protestan, pembinaan mental rohani agama Katolik, dan pembinaan mental rohani agama Hindu. Pembinaan mental ideologi (Bintalid) adalah pemberian materi pembinaan kepada prajurit TNI dengan menggunakan materi yang berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Sedangkan Pembinaan mental tradisi dan kejuangan (Bintra Juang) bersumber pada nilai budaya dan tradisi keprajuritan bangsa Indonesia (Husein, n.d.)
Mental diartikan sebagai kepribadian yang merupakan kebulatan yang dinamik yang dimiliki seseorang yang tercermin dalam sikap dan perbuatan atau terlihat dari psikomotornya (Hernawanti, 2020). Dalam ilmu psikiatri dan psikoterapi, kata mental sering digunakan sebagai ganti dari kata personality (kepribadian) yang berarti bahwa mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap (attitude) dan perasaan yang dalam keseluruhan dan kebulatannya akan menentukan corak laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan atau menggembirakan, menyenangkan dan sebagainya.
Dalam konteks pembinaan mental TNI, pembinaan mental ideologi adalah peningkatan kesadaran prajurit sebagai warga negara Indonesia yang membela, mengamankan dan mengamalkan Pancasila sebagai ideologi negara yang dalam saptamarga sebagai pedoman hidup prajurit. Adapun materi pokok pembinaan mental ideologi harus mencerminkan serangkaian kaidah dan nilai-nilai yang berisikan cara pandang bangsa Indonesia dalam hidup bernegara, beserta aneka implikasinya dalam kehidupan sosial maupun pribadi prajurit. Pembinaan mental ideologi terebut bersumber dari materi sebagai berikut: 1) Pancasila, 2) Undang- Undang Dasar 1945, 3) Empat Pilar Konsensus Berbangsa dan Bernegara, 4) Disiplin prajurit, 4) Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.11
Pembinaan mental adalah untuk membentuk karakter, di mana berdasarkan Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional terdapat 18 karakter sebagai berikut:
No |
Nilai Karakter |
Deskripsi |
1 |
Religius |
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. |
2 |
Jujur |
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. |
3 |
Toleransi |
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. |
4 |
Disiplin |
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan |
5 |
Kerja keras |
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan |
6 |
Kreatif |
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. |
7 |
Mandiri |
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas |
8 |
Demokratis |
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain |
9 |
Rasa ingin tahu |
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar |
10 |
Semangat kebangsaan |
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya |
11 |
Cinta tanah air |
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. |
12 |
Menghargai prestasi |
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. |
13 |
Bersahabat/ komunikatif |
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. |
14 |
Cinta damai |
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain |
15 |
Gemar membaca |
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya |
16 |
Peduli lingkungan |
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. |
17 |
Peduli sosial |
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan |
18 |
Tanggung jawab |
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa |
Tabel 1.1
18 Nilai Karakter berdasarkan Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional78
CONCLUSION
Pendidikan di Sekbang TNI terdiri dari : Pendidikan selama enam bulan di Lanud Adisumarno Solo,Pendidikan selama duapuluhtigabulan di Lanud Adisucipto Yogyakarta dan Pendidikan elama enam bulan di lembaga pendidikan masing masing Angkatan, bentuk pembinaan mental terdiri atas 3 yaitu pembinaan mental rohani keagamaan (Binroh), pembinaan mental ideologi kebangsaan (Bintalid) dan pembinaan mental tradisi dan kejuangan (Bintra Juang), pembinaan mental ideologi terebut bersumber dari materi sebagai berikut: 1) Pancasila, 2) Undang- Undang Dasar 1945, 3) Empat Pilar Konsensus Berbangsa dan Bernegara, 4) Disiplin prajurit, 4) Wawasan Nusantara dan etahanan asional, dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan penanaman nilai karakter pada satuan pendidikan telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Nilai-nilai tersebut, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, (18) Tanggung Jawab
REFERENCES
Aldily, R. (2017). 101 Amazing Public Relation Ideas. Anak Hebat Indonesia.
Hernawanti, N. (2020). Peran Pembimbing Kemasyarakatan Terhadap Klien yang Ditempatkan di LPKS I’anatush Shibyan Lingunggunung Banjarsari Kab. Pangandaran. JURNAL PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN, 2(2), 8–15.
Husein, M. S. (n.d.). Pola Komunikasi Organisasi Bintal Tni Au Atang Sendjaja Bogor.
Ilyas, A., & Humaniora, J. S. (2017). Studi Kritis Konsep dan Aplikasi Pembinaan Mental TNI AD.
Juniar, I. (2017). PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN TIMUR. Jurnal Paradigma (JP), 6(2), 59–67.
Lubis, S. A., Abdurrahman, A., & Prandana, A. (2021). Pembinaan Mental Agama Dalam Membentuk Kepribadian Muslim Prajurit Di Masjid Ar-Ridha Komplek Angkatan Laut Barakuda. JALIE: Journal of Applied Linguistics and Islamic Education, 5(1), 94–113.
Martono, H. E., Rinaldi, R., Mubarok, A., Putra, R. H., & Tirtanto, J. P. E. (2021a). Pendidikan Dasar Penerbang (Pilot) Dalam Lingkup Pendidikan Tinggi Vokasi. SKYHAWK: Jurnal Aviasi Indonesia, 1(1), 14–20.
Martono, H. E., Rinaldi, R., Mubarok, A., Putra, R. H., & Tirtanto, J. P. E. (2021b). Pendidikan Dasar Penerbang (Pilot) Dalam Lingkup Pendidikan Tinggi Vokasi. SKYHAWK: Jurnal Aviasi Indonesia, 1(1), 14–20.
Salsabil, D. (2021). Religiusitas Prajurit sebagai Integrasi Keberagamaan dengan Nasionalisme pada Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus. Religious: Jurnal Studi Agama-Agama Dan Lintas Budaya, 5(3), 433–452.
Sari, M., & Asmendri, A. (2020). Penelitian kepustakaan (library research) dalam penelitian pendidikan IPA. Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang IPA Dan Pendidikan IPA, 6(1), 41–53.
Septiani, D., Gurning, E. H., Murafer, E. I., Sulistio, H., Loekman, I., Uswanas, I. v, Ijie, L., Gaussyah, M., Hidayat, N., & Hutabarat, R. F. (2012). Penyiksaan di Bumi Cendrawasih: Studi Tentang Realitas dan Toleransi Penyiksaan di Propinsi Papua. Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan.
Siswosoediro, H. S. (2009). Buku pintar calon anggota TNI. Visimedia.
Tempo, T. B. (2016). Seri Tempo: Kartosoewirjo. Kepustakaan Populer Gramedia.
Wahyuni, S. (2019). ANALISIS TERHADAP KESELAMATAN PENUMPANG PESAWAT TERBANG YANG MENGALAMI PECAH BAN MENURUT UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Jurnal Hukum Sasana, 5(2).
Wijaya, A., Sisca, S., Silitonga, H. P., Candra, V., Butarbutar, M., Sinaga, O. S., Hasibuan, A., Efendi, E., Priyojadmiko, E., & Simarmata, J. (2020). Manajemen Operasi Produksi. Yayasan Kita Menulis.