Jurnal Edunity: Kajian Ilmu Sosial dan Pendidikan

Volume 1 Number 03, November, 2022

p- ISSN 2963-3648- e-ISSN 2964-8653

 

STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MATA PELAJARAN AL-ISLAM DI SD MUHAMMADIYAH DANARAJA

 

Dzulfikri Hidayat1, Tutuk Ningsih2

Magister Pendidikan Agama Islam, UIN SAIZU Purwokerto, Indonesia

E-mail: [email protected]1, [email protected]2

 

INFO ARTIKEL       

Diterima: 5 November 2022

Direvisi:  9 nOvember 2022

Disetujui: 10 November 2022

 

 

ABSTRAK

Penelitian ini berisi tentang suatu cara atau metode yang dilakukan oleh individu (guru) terhadap individu yang lain (murid) dalam upaya terjadinya perubahan pada aspek kognitif, afektif dan motorik secara berkesinambungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk seberapa pentingnya strategi pembelajaran aktif pada mata pelajaran Al Islam di SD Muhammadiyah Danaraja. Metode yang digunakan dalam penelitian  ini adalah kualitatif  dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu strategi pembelajaran aktif di SD Muhammadiyah Danaraja memiliki beberapa tahapan, yaitu: tahap Perencanaan, pada tahap ini guru diwajibkan untuk membuat silabus dan RPP. Pada tahap pengendalian/pengawasan, diadakan evaluasi kepada siswa berupa pemberian soal-soal baik lewat lisan atau tulisan terkadang juga berupa ulangan harian langsung, ini dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa

Kata kunci: Strategi Pembelajaran; Pembelajaran aktif; Mata Pelajaran Islam.

 

ABSTRACT

This research contains a method or method that is carried out by individuals (teachers) to other individuals (students) in an effort to change the cognitive, affective and motor aspects on an ongoing basis. The purpose of this study was to determine the importance of active learning strategies in Al Islam subjects at SD Muhammadiyah Danaraja. The method used in this study is qualitative and data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The results of this study are that the active learning strategy in SD Muhammadiyah Danaraja has several stages, namely: the Planning stage, at this stage the teacher is required to make a syllabus and lesson plans. At the control/supervision stage, an evaluation is held to students in the form of giving questions either orally or in writing, sometimes also in the form of direct daily tests, this is done to measure students' abilities.

Keywords: Learning Strategy; Active learning; Islamic Subjects.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International

 

PENDAHULUAN

            Pembelajaran adalah gerbang utama untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, sehingga dibutuhkan perhatian yang besar agar proses yang berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan yang ada. Untuk mencapai sebuah tujuan tersebut sudah pasti dibutuhkan sebuah strategi yang mampu memberikan efek positif dan progresif terhadap proses pembelajaran. Strategi ini diharapkan mampu memberikan efektivitas waktu agar lebih efisien dan mempercepat pemahaman siswa.

Siswa adalah pihak yang menjadi pusat dalam proses pembelajaran, hal ini sesuai dengan konsep strategi pembelajaran aktif. Karena posisinya yang menjadi perhatian maka guru perlu mencurahkan segenap kemampuannya untuk mengarahkan siswa kepada tujuan pendidikan yang ada. Strategi pembelajaran aktif sangat diperlukan karena bisa mengarahkan siswa serta mampu memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan potensi mereka sesuai dengan karakter masing-masing.

Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Syaparuddin dengan judul “Strategi Pembelajaran Aktif Dalam Meningkatkan  Motivasi Belajar Pkn Peserta Didik” Pada tahun 2019 dalam penelitiannya mengatakan bahwa Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari tiga siklus yang diterapkan, sudah dapat dilihat perkembangan motivasi belajar siswa yang bisa dilihat dari keaktifan dan antusias siswa selama proses pembelajaran. Pada evaluasi nilai post test, rata-rata siswa mendapatkan nilai yang bagus, prosentase peningkatan nilai siswa pada siklus I sebesar 24,3%, pada siklus II sebesar 34,5%. Hal itu terjadi karena dalam diri siswa sudah munculmotivasi untuk selalu semangat dalam belajar. penelitian terdahulu meneliti objek secara gelobal sedangkan dalam penelitian ini objek penelitian lebih spesifik pada  strategi pembelajaran aktif di SD Muhammadiyah Danaraja memiliki beberapa tahapan, yaitu: tahap Perencanaan, pada tahap ini guru diwajibkan untuk membuat silabus dan RPP. Pada tahap pengendalian/pengawasan, diadakan evaluasi kepada siswa berupa pemberian soal-soal baik lewat lisan atau tulisan terkadang juga berupa ulangan harian langsung, ini dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa

Berdasarkan hal tersebut, peneliti berusaha mengemukakan beberapa hal yang sekiranya bisa memberikan referensi kaitannya dengan strategi pembelajaran aktif yang bisa diterapkan disekolah, dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah.

 

METODE

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan siswa di sekolah. Objek penelitian ini adalah aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran PAI. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, serta dokumentasi. Peneliti menjadi instrumen utama dalam penelitian Analisis data yang digunakan adalah analisis model interaktif Miles & Huberman dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, lalu menentukan kesimpulan

 

RESULT AND DISCUSSION

A.  Strategi Pembelajaran Aktif

Active Learning Strategi adalah strategi pembelajaran yang dirancang agar siswa aktif dalam proses belajar mengajar, sedangkan keaktifan dapat diartikan dari dua segi, yaitu dari segi siswa yang berarti bahwa keaktifan merupakan proses kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka belajar. Aktivitas ini dapat berupa aktivitas fisik, mental, maupun keduanya. Ada juga yang lebih menekankan pada keaktifan mental, meskipun untuk mencapai maksud ini diprasyaratkan keterlibatan langsung dalam berbagai keaktifan fisik (Syaparuddin et al., 2020)  Sehingga siswa tidak hanya menerima, menghafal teori dan doktrin saja, mereka juga harus memahami dan mampu mengaplikasikannya.

Menurut Mulyasa, strategi pembelajaran yaitu strategi yang digunakan dalam pembelajaran, seperti diskusi, pengamatan dan tanya jawab, serta kegiatan lain yang dapat mendorong pembentukan kompetensi peserta didik (Nurdyansyah & Fitriyani, 2018)

Strategi pembelajaran atau strategi belajar mengajar berisi sekumpulan aksi yang akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka memenuhi semua kebutuhan belajar peserta didik (Bakhruddin, 2021)

Menurut Bunyamin, strategi pembelajaran adalah suatu cara atau metode yang dilakukan oleh individu (guru) terhadap individu yang lain (murid) dalam upaya terjadinya perubahan pada aspek kognitif, afektif dan motorik secara berkesinambungan (Bunyamin, 2017)

Belajar aktif menurut Meyers & Jones, meliputi pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan diskusi yang penuh makna, mendengar, menulis, membaca dan miracles materi, gagasan, isu dan konsern materi akademik.5 Siswa mampu mengerahkan indranya untuk memahami isi dari materi yang disampaikan (Yusuf, 2018).

Joint Report menyatakan bahwa belajar merupakan pencarian makna secara aktif oleh peserta didik. Belajar lebih merupakan pembangunan pengetahuan dari pada sekedar menerima pengetahuan secara pasif (Zainiyati, 2010)

Menurut Burr Settles, another way to think about it is that active learners develop a “line of inquiry,” much in the way a scientist would design a series of experiments to help him or her draw conclusions as efficiently as possible (Settles, 2012)

Pembelajar aktif cenderung mengembangkan pengamatan lebih lanjut seperti seorang ilmuwan yang selalu berusaha untuk merancang eksperimen demi untuk menarik kesimpulan seefisien mungkin, agar teori yang ada tidak hanya dianggap sebagai dogma atau doktrin saja.

Jadi berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif adalah serangkaian strategi, cara atau metode yang dirancang serta digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar siswa bisa mendapat kesempatan untuk lebih aktif baik secara fisik maupun mental ketika mencerna sebuah materi pelajaran.

Siswa diharapkan mampu untuk mengembangkan apa yang ia dapat ketimbang hanya menerima secara pasif kemudian dihafal kata demi kata. Hal ini dirasa sangat tidak efisien ketika siswa hanya menerima hafalan saja tanpa bisa memahami materi yang dimaksud.

 

B.  Tujuan & Alasan Strategi Pembelajaran Aktif

Tujuan dari pembelajaran dengan strategi active learning adalah untuk  memacu kreativitas guru dalam mengajar, sehingga siswa bisa dengan mudah menerima materi yang disampaikan. Diharapkan siswa juga ikut terpancing keaktifannya sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan kondusif. Rahayu mengungkapkan bahwa, pentingnya model pembelajaran active learning diterapkan karena dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa (S. Rahayu et al., 2022)

Kegiatan pembelajaran hendaknya mampu membuat siswa lebih aktif berpartisipasi sehingga mereka memahami, mengetahui serat mampu mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari di kelas. Siswa diharapkan mampu menerima materi bukan hanya sekedar hafalan atau tulisan di atas kertas, materi tersebut adalah sesuatu yang bisa membuat potensi mereka berkembang jika mereka memahaminya dan mempraktikkannya dengan baik.

Pembelajaran aktif diberlakukan agar mampu memaksimalkan semua potensi peserta didik, sehingga mereka bisa memperoleh hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakter masing-masing. Pembelajaran aktif mengusahakan agar perhatian peserta didik tetap tertuju kepada materi yang sedang dibahas dengan serangkaian kegiatan yang ada, yang melibatkan pikiran dan tubuh mereka.

Dikatakan oleh Siberman, otak kita tidak berfungsi seperti piranti audio atau video tape recorder. Informasi yang masuk akan secara kontinu dipertahankan (Siberman, 2018). Otak manusia perlu tindak lanjut atas apa yang ia terima, sehingga perlu bagi kita untuk memberikan respons berupa aktivitas yang bisa memberi ruang untuk mengembangkan potensi yang ada agar otak selalu berkembang dinamis dan tidak statis.

Selanjutnya adalah alasan kenapa perlu menggunakan strategi pembelajaran ini, Zainiyati mengungkapkan beberapa alasan sebagai berikut (Bulan & Zainiyati, 2020):

1.    Riset kognitif menunjukkan bahwa menggunakan teknik ceramah melulu bukanlah strategi pembelajaran yang efektif. Jika peserta didik memiliki banyak kesempatan untuk membaca, mendengar, melihat, mempraktikkan dan mendiskusikan materi pembelajaran, mereka akan lebih banyak mengingatnya.

2.    Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran aktif dapat mencegah terjadinya sesi yang monoton, sehingga peserta didik akan lebih banyak memberikan perhatian dan  lebih menikmati sesi pembelajaran.

3.    Pembelajaran aktif dapat mengintegrasikan bahan-bahan ataupun pengetahuan baik yang lama maupun yang baru.

4.    Dalam pembelajaran aktif peserta didik dilibatkan dengan ketrampilan berpikir tingkat tinggi, hal ini akan menyebabkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik semakin terasah.

5.    Kegiatan-kegiatan mandiri memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melibatkan gaya belajarnya sendiri dalam kegiatan-kegiatan.

6.    Peserta didik akan lebih mampu untuk mengulang langkah- langkah penting jika kegiatan tersebut dilakukan sendiri.

7.    Pembelajaran aktif memerlukan tanggung jawab individual dan sekaligus tingkat kerja sama yang tinggi, hal ini dapat meningkatkan kemandirian dan juga ketrampilan sosial peserta didik.

8.    Pembelajaran aktif mendorong interaksi peserta didik dengan peserta didik lain dan guru, hal ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik.

9.    Keterlibatan peserta didik yang tinggi dalam pembelajaran menyebabkan minat dan motivasi belajar peserta didik meningkat.

 

Selanjutnya, Oensyar & Hifni menyatakan beberapa poin terkait alasan pembelajaran aktif (Oensyar & Hifni, 2015) :

1.    Siswa visual, Menampilkan yang terbaik ketika mereka mendapatkan sesuatu dari informasi baru yang kemudian dipresentasikannya.

2.    Siswa auditor, menerima informasi melalui kata-kata yang diucapkan.

3.    Siswa kinestesis, belajar dengan menggunakan gerakan.

 

Hal tersebut menunjukkan jika penggunaan pembelajaran aktif siswa menjadi lebih luas dalam mengeksplor kemampuannya dalam mengolah informasi yang ia terima  sehingga siswa memiliki pemahaman yang luas tentang materi pelajaran

 

C.  Indikator Pembelajaran Aktif

Berkenaan dengan pembelajaran aktif, pasti diperlukan hal-hal yang menandakan bahwa proses pembelajaran sesuai dengan standar yang diharapkan, maka bisa diketahui pembelajaran yang tengah berjalan termasuk aktif atau tidak. Sinar menawarkan empat indikator pembelajaran aktif (Sinar, 2018):

1.    Menyampaikan pendapat.

2.    Menanggapi pendapat teman.

3.    Mencari sumber belajar.

4.    Memecahkan masalah (diskusi).

 

Indikator tersebut menunjukkan aktivitas siswa yang diharapkan adalah saling memberi feedback dalam berdiskusi, mandiri dan kreatif dalam mencari sumber untuk memecahkan masalah yang ada.

Rahayu memaparkan beberapa hal yang menurutnya menjadi indikator pembelajaran aktif, di antaranya yaitu (P. Rahayu, 2019) :

1.    Pembelajaran hendaknya berpusat kepada siswa.

2.    Pembelajaran hendaknya memiliki tujuan yang jelas dan bisa dipahami siswa.

3.    Pembelajaran bisa dimungkinkan jika siswa dihadapkan dengan masalah yang harus dipecahkan sehingga siswa melakukan proses penemuan.

4.    Untuk melakukan penemuan hendaknya siswa memiliki rambu-rambu yang jelas.

5.    Memungkinkan siswa mengaitkan pengalaman atau pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengalaman baru yang ditawarkan guru dalam bentuk masalah terebut.

6.    Memungkinkan adanya perspektif/pandangan baru siswa tentang topik atau materi pembelajaran.

7.    Memungkinkan berkembangnya konteslasi nilai dan asumsi dari berbagai disiplin ilmu dalam diri siswa.

8.    Memungkinkan siswa mengembangkan sifat terbuka terhadap hasil pembelajaran.

9.    Untuk memfasilitasi memahami permasalahan dan mengaitkan pengalaman siap dengan pengalaman yang baru, pembelajaran aktif memerlukan media yang layak.

10.     Pembelajaran hanya dimungkinkan jika siswa memiliki kesadaran bahwa dirinya merupakan subjek yang bertanggung jawab secara mandiri, baik dalam proses maupun pemerolehan hasil.

11.     Pembelajaran tidak hanya melibatkan aktivitas fisik dan mental tetapi juga keseluruhan indra.

12.     Pembelajaran melibatkan aktivitas otak kanan dan kiri.

13.     Meskipun pembelajaran merupakan aktivitas individual, namun faktor interaksi sosial juga sangat menentukan.

14.     Pembelajaran aktif dipengaruhi oleh umpan balik.

 

Indikator di atas mengharapkan siswa bisa aktif dalam proses pembelajaran, kemudian guru bersifat pengarah, maka dari itu guru juga harus ikut memiliki ide agar siswa yang diarahkan bisa sampai kepada tujuan belajar yang diharapkan. Indikator ini ditetapkan untuk menganalisis dan menentukan sebuah pembelajaran termasuk aktif atau tidak, ini akan memudahkan dan membantu dalam proses penelitian sehingga lebih efisien dalam penggunaan waktu. Keterlibatan siswa dengan intensitas yang cukup tinggi akan membuat materi yang sudah disampaikan mudah untuk diingat di dalam otak, sesuai dengan pernyataan Oensyar & Hifni, Penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak peserta didik terlibat dalam belajar, maka mereka lebih banyak mengerti dan mengingat pembelajaran dalam waktu yang lebih lama, karena kuncinya adalah keterlibatan (Astuti & Dewi, 2021).

 

D.  Model-Model Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif memiliki banyak sekali model, peneliti paparkan sepuluh di antaranya berdasarkan menurut Oensyar & Hifni (Arsyad, 2019):

1.    Question Student Have ( Pertanyaan Peserta Didik)

Ini merupakan manajemen yang dipergunakan untuk menelaah wacana keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. strategi ini memakai sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi peserta didik melalui tulisan.

2.    Reconnecting (Menghubungkan Kembali)

Model ini dipergunakan untuk mengembalikan perhatian murid pada pelajaran setelah beberapa saat tidak melakukan aktivitas tersebut. Cara ini mampu dipergunakan seorang pengajar bahasa untuk mengajarkan mufrodah dan keterampilan berbicara.

3.    Pengajaran Sinergetik

Model pemeblajaran ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada peserta didik yang membandingkan pengalaman-pengalaman (yang telah mereka dapat dengan teknik berbeda) yang mereka miliki.

4.    Kartu Sortir (Card Sort)

Kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, informasi ihwal suatu objek atau mengulangi informasi.  strategi ini cocok sekali untuk mengajarkan kosa kata, istilah-istilah serta lain sebagainya.

5.    Trading Place

Taktik ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap sesuatu yang dilematis. Langkah ini mampu digunakan untuk mengajarkan kosa kata dan keterampilan membaca, menulis.

6.    Who in the Class

Taktik ini dipergunakan untuk memecahkan kebekuan suasana pada kelas. Teknik ini lebih seperti menggunakan perburuan terhadap teman-teman di kelas daripada terhadap benda. taktik ini membantu membangun dan mengembangkan tim serta membentuk gerakan fisik berjalan sempurna di permulaan sebuah perjalanan.

 

E.  Fungsi Manajemen Pembelajaran

Untuk menjalankan strategi pembelajaran harus menggunakan manajemen yang tepat, agar setiap langkah yang ditempuh lebih efisien dan mencapai hasil yang positif. Memahami fungsi manajemen pembelajaran sangat dibutuhkan, sebab sering kali proses pembelajaran mengalami beberapa kendala sehingga membuat proses pembelajaran keluar dari track yang ada, sehingga dikhawatirkan proses pembelajaran tidak sesuai dengan harapan. Selanjutnya peneliti akan menyampaikan beberapa poin terkait manajemen pembelajaran, sebagaimana dikatakan oleh Hakim (Makhrus & Hakim, 2020) :

1.    Perencanaan (Planing)

Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas organisasi ke depan, maka segala sumber daya dalam organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi. Dalam konteks pendidikan, perencanaan sangat dibutuhkan dalam menentukan langkah awal  proses pembelajaran yang dimulai dari penyusunan RPP, di mana hal tersebut harus sesuai dengan silabus dan kurikulum yang ada, sehingga langkah-langkah yang direncanakan akan tepat.

2.    Pengorganisasian (Orgaizing)

Merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan organisasi.

Guru sebagai pendidik juga harus bisa mengajak siswanya untuk bekerja sama dalam proses pembelajaran, sehingga semua pihak aktif dan pembagian aktivitas sesuai dengan kapasitas yang ada. Guru bertugas mengarahkan, siswa menjalankan instruksi guru dengan penuh konsentrasi.

3.    Penggerakan (Actuating)

Merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, di mana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.

Setelah penyusunan RPP dan kemudian pembagian tugas sesuai kapasitasnya, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan, di mana seluruh pihak harus melaksanakan tugas masing-masing dengan penuh rasa tanggung jawab demi terwujudnya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

4.    Kepemimpinan (Leading)

Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi orang lain atau kelompok bawahan guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Guru adalah pihak yang bertanggung jawab untuk memimpin kelas. Pemimpin hendaknya mampu memberi arahan kepada rekan-rekannya (siswa).

Jika berbicara dalam konteks pembelajaran aktif, maka guru harus bisa mengarahkan siswa-siswinya agar aktif dalam belajar, guru diharapkan mampu mengarahkan proses pembelajaran agar lebih hidup, sehingga pembelajaran tidak terpusat pada guru saja, tetapi lebih kepada siswa dalam mengembangkan potensi mereka.

5.    Pengendalian/Pengawasan (Controling)

Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil guna.

Controling ini berguna untuk memantau apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum. Melalui proses Controling bisa diketahui seberapa jauhkan pemahaman siswa terhadap materi yang tengah dipelajari. Controling dalam bisa berupa latihan soal, tanya jawab, atau aktivitas lain yang bisa memancing siswa agar merespons sesuai dengan konteks pembelajaran yang sedang dibahas.

 

Itulah beberapa poin yang harus ditempuh dalam manajemen pembelajaran, agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan harapan dan dapat memperoleh hasil yang maksimal.

 

F.   Pembelajaran Aktif di Sekolah

1.    Strategi Pembelajaran Aktif mata pelajaran Al-Islam di SD Muhammadiyah Danaraja kelas 4, 5 dan 6

a.       Perencanaan

Menurut analisa peneliti, tahap perencanaan yang ada di SD Muhammadiyah Danaraja sudah dipersiapkan dengan baik yaitu dengan adanya Silabus dan juga RPP. Ini menunjukkan kesiapan pengajar dalam melaksanakan pembelajaran, sebab persiapan yang matang akan mempermudah jalannya strategi pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap proses pelaksanaan pembelajaran.

Silabus sebagai rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema tertentu dengan disertai standar kompetensi. RPP merupakan rencana yang memberi gambaran prosedur dan pengorganisasian dalam proses pembelajaran demi menggapai suatu kompetensi dasar yang sudah  tentukan pada standar isi dan dijabarkan dalam silabus.

b.      Pengorganisasia

Menurut analisa peneliti, tahap pengorganisasian pada proses pembelajaran di SD Muhammadiyah Danaraja sudah baik, guru bisa mengondisikan siswa dalam proses pembelajaran terutama jika pembelajaran berlangsung secara berkelompok, guru mampu memberikan tanggung jawab kepada siswa sesuai kemampuan mereka, ada yang tanggung jawab untuk menulis ada juga yang bertanggung jawab untuk memperagakan suatu gerakan tertentu yang berhubungan dengan materi.

c.       Pelaksanaan

Menurut analisa peneliti, tahap pelaksanaan dalam proses pembelajaran di SD Muhammadiyah Danaraja sudah baik. Bisa dilakukan secara berkelompok atau individu, jika terdapat materi yang berkaitan dengan fiqih ibadah maka langsung menggunakan audio visual, kemudian praktik, terkadang juga menggunakan model cerita yang diselingi permainan seperti tebak kartu yang di dalamnya berisi pertanyaan yang harus dijawab siswa.

d.      Kepemimpinan

Kepemimpinan guru pada pembelajaran di SD Muhammadiyah Danaraja menurut analisa peneliti sudah baik, guru bisa memilih kebutuhan kelas untuk berkelompok atau individu, jika berkelompok guru membimbing mereka dalam mengerjakan tugas dengan pembagian tertentu, jika siswa belum begitu paham guru akan menjelaskan materi kembali dengan sabar.

e.       Pengendalian/Pengawasan

Pada tahap pengendalian/pengawasan atau juga bisa disebut sebagai evaluasi guru menggunakan soal berupa lisan atau tertulis, terkadang jika materi dalam suatu bab telah maka bisa langsung diadakan ulangan harian. Hal tersebut berguna untuk mengukur seberapa jauh pemahaman siswa terkait materi yang sedang dipelajari.

 

2. Aspek Pendukung

a.       Guru

Guru memiliki peran yang besar dalam proses pendidikan, oleh karena itu guru sudah sepatutnya menggunakan kemampuan akademiknya yang ia dapat di perguruan tinggi agar bisa diterapkan di sekolah. Selain kemampuan akademik, guru juga harus bisa mengandalkan soft skill mereka untuk memberikan warna dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak bosan.

Guru di SD Muhammadiyah Danaraja sudah memiliki kemampuan yang baik, dari segi akademik mereka sudah memahami materi yang akan disampaikan kepada siswa, selain itu mereka juga memiliki skill yang baik dalam mengantarkan materi sehingga bisa menghidupkan suasana kelas. Walaupun terkadang terjadi kejenuhan dalam kelas, hal tersebut adalah sesuatu yang wajar sebab manusia memiliki batasan-batasan tertentu.

 

b.      Siswa

SD Muhammadiyah Danaraja memiliki siswa yang bermacam-macam karakter, dari segi pemahaman materi ada yang di atas rata-rata dan ada juga yang menengah. Guru sangat memahami kondisi mereka, sehingga siswa diberikan treatment tertentu agar adil. Seperti siswa pada umumnya, ketika pagi mereka masih semangat dan daya fokus mereka masih tinggi, ketika sudah mulai siang mereka juga mengalami penurunan fokus, sehingga dibutuhkan peran guru agar bisa membantu fokus mereka.

 

c.       Lingkungan

SD Muhammadiyah Danaraja memiliki lingkungan yang sangat mendukung karena bernuansa positif. Letak sekolah yang tidak jauh dari masjid dan juga Gedung dakwah yang bisa digunakan manakala terdapat materi yang berhubungan langsung dengan hal-hal yang sifatnya praktik.

Sarana & prasarana yang mendukung akan memberikan hasil yang berbeda dalam proses pembelajaran, semakin lengkap maka akan semakin mudah proses pembelajaran dilaksanakan.

 

SIMPULAN

Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan berkenaan dengan strategi pembelajaran aktif pada mata pelajaran Al Islam di SD Muhammadiyah Danaraja kelas 4,5 dan 6, maka dapat peneliti simpulkan: (1) Strategi Pembelajaran Aktif di SD Muhammadiyah Danaraja memiliki beberapa tahapan, yaitu: tahap Perencanaan, pada tahap ini guru diwajibkan untuk membuat silabus dan RPP. Tahap Pengorganisasian, guru bisa memilih cara pembelajaran akan dilaksanakan dengan individu atau secara berkelompok. Tahap penggerakan, proses pembelajaran berlangsung dengan model berkelompok atau individu, dari segi media guru memiliki beberapa opsi yaitu dengan audio visual, praktik langsung dan juga cerita. Pada tahap kepemimpinan, guru mampu memahami kebutuhan dan kondisi siswa sehingga mudah untuk memberikan tugas kepada mereka. Pada tahap pengendalian/pengawasan, diadakan evaluasi kepada siswa berupa pemberian soal-soal baik lewat lisan atau tulisan terkadang juga berupa ulangan harian langsung, ini dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa. (2) Aspek Penunjang Strategi Pembelajaran Aktif pada mata pelajaran Al Islam di SD Muhammadiyah Danaraja kelas 4, 5, dan 6 adalah: Aspek guru yang memiliki kemampuan akademik dan soft skill yang baik. Aspek siswa yang menjadi penunjang pada strategi pembelajaran aktif ini adalah mereka mayoritas memiliki pemahaman menengah ke atas sehingga mempermudah untuk memahami materi yang disampaikan. Aspek Lingkungan yang menjadi penunjang pada strategi pembelajaran aktif ini berupa letak sekolah yang dekat dengan fasilitas seperti masjid dan Gedung dakwah sehingga memberi keuntungan berupa fasilitas untuk menjalankan proses pembelajaran

 

REFERENCES

Arsyad, M. H. (2019). Metode-Metode Pembelajaran Bahasa Arab Berdasarkan Pendekatan Komunikatif Untuk Meningkatkan Kecakapan Berbahasa. Jurnal Shaut Al-Arabiyah, 7(1), 13–30. Google scholar

Astuti, Y. D., & Dewi, N. S. (2021). Peran Dan Intensitas Cyberbullying Pada Siswa SMP. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 14(2), 123–130. Google scholar

Bakhruddin, M. (2021). Strategi Belajar Mengajar. Google scholar

Bulan, S., & Zainiyati, H. S. (2020). Pembelajaran online berbasis media Google Formulir dalam tanggap work from home masa Pandemi Covid-19 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Paser. Syamil Jurnal Pendidikan Agama Islam, 8(1), 15–34. Google scholar

Bunyamin. (2017). Strategi Pembelajaran Nabi Muhammad SAW . UHAMKA Press. Google scholar

Makhrus, V. A., & Hakim, L. (2020). Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Siswa Studi Kasus di SD Negeri Bugasur Kedaleman 1 Gudo. JM-TBI: Jurnal Manajemen Dan Tarbiyatul Islam, 31–42. Google scholar

Nurdyansyah, N., & Fitriyani, T. (2018). Pengaruh strategi pembelajaran aktif terhadap hasil belajar pada Madrasah Ibtidaiyah. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Google scholar

Oensyar, H. M., & Hifni, H. A. (2015). Pengantar metodologi pembelajaran bahasa arab. IAIN Antasari Press. Google scholar

Rahayu, P. (2019). Pengaruh era digital terhadap perkembangan bahasa anak. Al-Fathin: Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab, 2(01), 47–59. Google scholar

Rahayu, S., SD, S. P., & Vidya, A. (2022). Desain Pembelajaran Aktif (Active Learning). Ananta Vidya. Google scholar

Settles, B. (2012). Active learning. Synthesis Lectures on Artificial Intelligence and Machine Learning, 6(1), 1–114. Google scholar

Siberman, M. L. (2018). Active learning 101 cara belajar siswa aktif. Nuansa Cendekia. Google scholar

Sinar, D. (2018). Metode active learning. Yogyakarta, Indonesia: Deepublish. Google scholar

Syaparuddin, S., Meldianus, M., & Elihami, E. (2020). Strategi pembelajaran aktif dalam meningkatkan motivasi belajar pkn peserta didik. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1), 30–41. Google scholar

Yusuf, H. (2018). Aktivitas Pembelajaran Aktif Dalam Pengajaran Reading Comprehension Melalui Metode STAD: Penerapan Dan Penilaian. Al-Minhaj: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1), 40–57. Google scholar

Zainiyati, H. S. (2010). Model dan strategi pembelajaran aktif: teori dan praktek dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Putra Media Nusantara & IAIN Press. Google scholar