Jurnal Edunity: Kajian Ilmu Sosial dan Pendidikan

Volume 1 Number 03, November, 2022

p- ISSN 2963-3648- e-ISSN 2964-8653

 

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

 

Ijah Siti Khodijah1 ,Alfiah Khodijah2, Najah Adawiyah3, Usep Setiawan4

Falkutas Tarbiyah, STAI DR. KH. EZ. Muttaqien, Purwakarta, Indonesia1,2,3,4

E-mail: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4

 

INFO ARTIKEL       

Diterima:

2 November 2022

Direvisi:

6 November 2022

Disetujui:

10 November 2022

 

 

ABSTRAK

Media pembelajaran dapat dikatakan suatu teknologi pembawa pesan yang dimana dapat digunakan untuk keperluan belajar. Media pembelajaran juga menjadi suatu komunikasi dan sarana fisik untuk menyampaikan informasi mengenai pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran, para pendidik menjadi lebih mudah untuk dapat menyampaikan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik sehingga media pembelajaran ini sangat dibutuhkan dalam proses terjadinya belajar mengajar. Lingkungan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, dikarenakan lingkungan menjadi suatu kesatuan yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Di dalam lingkungan terdapat satu sistem kehidupan, yang dimana sistem kehidupan itu ada campur tangan manusia. Lingkungan tidak hanya memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia, tetapi lingkungan juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dan juga pendidikan. Belajar tidak harus berfokus pada buku saja untuk media pembelajaran, para pendidik bisa menjadikan lingkungan sebagai media pembelajaran juga. Pada penelitian kali ini akan berfokus pada pembahasan mengenai pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di SMP BP Al-Muthohhar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang dimana dalam mendeskripsikan data dilakukan dengan apa adanya serta menjelaskan data dengan mengunnakan kalimat-kalimat penjelasan yang secara kualitatif.. Dari hasil yang didapatkan pada penelitian ini, lingkungan sekitar menjadi sumber pembelajaran yang sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang sedang berlangsung, dengan menjadikan lingkungan sebagai media pembelajaran, yang dimana pendidik dan juga peserta didik turun langsung ke lapangan untuk dapat melakukan pembelajaran mengenai lingkungan tersebut. Pendidik dapat melihat keaktifan yang ada pada peserta didik untuk dapat menggali informasi-informasi mengenai segala sesuatu yang ada disekitarnya.

Kata kunci: Pemanfaatan Lingkungan; Media Pembelajaran; IPS

 

 

 

ABSTRACT

Learning Media can be said to be a Messenger technology which can be used for learning purposes. Learning Media is also a communication and physical means to convey information about learning. With the existence of learning media, educators become easier to be able to convey the material to be delivered to students so that this learning media is needed in the process of teaching and learning. The environment can be used as a medium of learning, because the environment becomes a unity that has an important role in human life. In the environment there is a living system, where the living system there is human intervention. The environment not only has a function to meet human needs, but the environment can also be used as a medium of learning and education. Learning does not have to focus on books only for Learning media, educators can make the environment as a learning medium as well. In this study will focus on the discussion of the use of the environment as a medium of learning Social Sciences in junior high school BP Al-Muthohhar. From the results obtained in this study, the surrounding environment is a source of learning that is very influential on the ongoing social science learning process, by making the environment a medium of learning, in which educators and students also go directly to the field to be able to learn about the environment. Educators can see the activeness that exists in students to be able to dig up information about everything around them.

Keywords: Environmental Utilization; Learning Media; and Social Studies

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International

 

PENDAHULUAN

Pendidikan menjadi salah satu hal yang memiliki kedudukan penting dalam kehidupan manusia. Di dalam dunia Pendidikan dari tahun ke tahun tentunya mengalami perubahan. Dari perubahan tersebut memacu sekolah untuk dapat menerapkan pola yang dinamis di berbagai bidang. Namun pada saat ini, terdapat banyak proses belajar mengajar yang pasif, sehingga menjadikan para peserta didik menjadi bosan dan kurang tertarik dalam melakukan proses pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah agar dapat mewujudkan pola Pendidikan yang dinamis yaitu dengan memanfaatkan media dalam proses pembelajaran. Pemanfaatkan media ini akan dapat mendukung proses pembelajaran yang interaktif antara siswa dan guru, ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung.

Gagne dan Briggs mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang nantinya akan digunakan untuk menyampaikan isi dari materi suatu pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar (Jamil, 2019). Media pembelajaran merupakan bagian integral dari pendidikan dalam suatu proses pembelajaran (Munisah, 2020). Nunuk, dkk (2018) mengemukakan bahwa media pembelajaran ini adalah keseluruhan dari struktur dan kapasitas data yang digunakan sesuai dengan pembelajaran, dan dapat dimanfaatkan untuk tujuan suatu pembelajararn ketika akan menyampaikann pesan, renungan, sentimen, pertimbangan, dan juga keinginan peserta didik sehingga mendukung suatu pembelajaran yang disengaja dan terkontrol (Abi Hamid et al., 2020).

Pemanfaatan media pembelajaran sangat diperlukan oleh pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Pemanfaatan media pembelajaran ini bertujuan untuk dapat memudahkan terjadinya proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik (Nurrita, 2018). Pemanfaatan media pembelajaran merupakan faktor pendukung dalam proses belajar mengajar di sekolah yang harus diperhatikan oleh pendidik, dikarenakan media pembelajaran yang menyenangkan serta efektif akan menimbulkan minat belajar pada peserta didik (Rahma, 2019). Salah satu pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan oleh SMP BP Al-Muthohhar untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu dengan memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitar sekolah.

Dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran ini membuat para peserta didik dapat merasakan pengalaman secara langsung untuk dapat mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami dan menjelajahi lingkungan sekitar secara ilmiah. Seorang pendidik harus mampu mengetahui karakteristik setiap peserta didiknya agar dapat menciptkan suasana belajar yang menyenangkan dan menangkan, yang artinya dalam melakukan pembelajaran anak harus dibawa pada kondisi yang menyenangkan bagi dirinya, salah satunya yaitu dengan membawa peserta didik keluar ruangan dan mengajak belajar di lingkungan sekitar sekolah sesuai dengan materi yang akan dipelajari.

 

METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang dimana dalam mendeskripsikan data dilakukan dengan apa adanya serta menjelaskan data dengan mengunnakan kalimat-kalimat penjelasan yang secara kualitatif. Metode kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi dari sebuah objek yang alamiah (Sugiyono, 2013). Alasan pengguna menggunakan metode kualitatif dalam penelitian ini, dikarenakan memahami kebenaran gejala serta fenomena yang ada dalam pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ilmu pengetahuan sosial yang dimana penelitian akan menjadi lebih fokus dan sistematis jika menggunakan penelitian kualitatif ini. Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama yang berada di Kecamatan Plered, yang dimana Kecamatan Plered ini salah satu Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Purwakarta. Partisipan pada penelitian ini adalah guru ilmu pendidikan sosial di SMP BP Al-Muthohhar.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah dari hasil observasi, wawancara dan studi Pustaka. Observasi yang dilakukan yaitu dengan melihat proses pembelajaran yang dilakukan di lingkungan sekitar sekolah. Wawancara dilakukan secara struktur berdasarkan dengan pedoman wawancara yang sebelumnya sudah disiapkan terlebih dahulu. Studi pustaka dilakukan dengan membaca serta menelaah isi jurnal dan buku yang menerangkan mengenai lingkungan dan media pembelajaran, baik yang dalam bentuk cetak maupun bentuk elektronik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ilmu pengetahuan sosial atau yang biasa disingkat dengan ips ialah salah satu mata pelajaran yang sudah terdengar umum di kalangan peserta didik maupun pendidik. Ilmu pengetahuan sosial yaitu suatu pembelajaran yang dimana banyak menyangkut mengenai ilmu sosial. Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini di desain atau dibuat dengan menggunakan banyak fakta, yang bisa berupa kejadian atau fenomena dan bisa juga karena berbagai masalah yang ada . (Karim, 2015)Dalam menyelesaikan masalah yang ada, pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini biasanya melakukan pendekatan yang dimana pendekatan ini disebut dengan pendekatan interdisipliner (Suandi & Pamungkas, 2019).

Adanya pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini dilakukan dengan sengaja ke dalam kurikulum pembelajaran. Hal ini dilakukan, karena ilmu pengetahuan sosial memiliki tujuan untuk dapat mengubah tingkah laku peserta didik. Tidak hanya itu, pembelajaran ilmu pengetahuan sosial juga memiliki tujuan pasti dalam menuangkan materi pembelajaran, yang dimana materi itu nantinya dapat sangat berguna bagi para peserta didik. Dengan adanya pembelajaran ilmu sosial ini, membuat para peserta didik menjadi lebih dewasa (Syaharuddin & Mutiani, 2020). Dewasa yang dimaksud ialah apabila seorang peserta didik beranjak dewasa, yang dimana dewasanya bukan hanya usia melainkan dewasa akan sikapnya juga. Seorang peserta didik yang memperlajari ilmu sosial dengan bersungguh-sungguh akan memiliki sifat dewasa, yang dimana mereka dapat hidup mandiri tanpa banyak bergantung kepada orang lain (Noer & Sarumpaet, 2017). Selain itu juga, mereka dapat memilih lingkungan mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk hidupnya.

Ruang lingkup pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini meliputi, pribadi, sosial, masyarakat, budaya, keluarga dan lainnya, yang dimana ketika seseorang menekuni pembelajaran ini, maka mereka akan peka atau sadar terhadap masalah atau kejanggalan yang sedang terjadi, baik dalam hidupnya secara pribadi, keluarga ataupun masyarakat sosial (Anshori, 2016). Selain itu juga pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini dapat memberi suatu aura atau mental yang positif kepada peserta didik yang sedang mempelajarinya jika individu dari mereka memiliki masalah atau sedang dalam masalah itu sendiri.

Lingkungan merupakan suatu ruang yang luas yang dimana didalam ruang tersebut berisikan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya, yang mana didalam seluruh kehidupan mereka akan saling mempengaruhi, saling menimbulkan timbal balik, dan juga saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya (Herlambang, 2021). Lingkungan juga dapat diartikan sebagai bulatan yang melingkari suatu kehidupan makhluk sosial atau pun makhluk lainnya (Swadharma, 2022). Secara umum, lingkungan memiliki beberapa unsur yang terdiri dari unsur biotik atau yang biasa disebut dengan makhluk hidup, unsur abiotik atau biasa disebut benda mati, dan juga budaya manusia. Lingkungan merupakan suatu gejala alam yang berada disekitar kita, yang dimana didalam lingkungan terdapat interaksi antara faktor biotik dan abiotik (Effendi et al., 2018). Lingkungan menyediakan stimulus terhadap suatu individu dan juga sebaliknya, individu memberikan lingkungan respons. Dalam proses interaksi yang terjadi itu, perubahan pada individu yang berupa perubahan tingkah laku dapat terjadi.

Slameto  mengemukakan, bahwa belajar adalah sebuah proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk dapat memperoleh perubahan yang baru pada tingkah laku barunya, yang secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Mulyono & Wekke, 2018). Hal ini dapat menunjukkan bahwa lingkungan memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap peserta didik untuk melakukan proses pembelajaran. Lingkungan pada saat ini dapat dimanfaatkan sebagai banyak media, salah satunya sebagai media pembelajaran. Lingkungan dapat digunakan untuk media pembelajaran, dikarenakan lingkungan dapat dijadikan tempat bersosialisasi, komunikasi, interaksi, dan juga eksplorasi. Karena alasan itulah lingkungan dikatakan efektif sebagai media pembelajaran. Selanjutnya untuk memperkuat hal tersebut, Hamalik (2011) mengemukakan bahwa media pendidikan menjadi aspek penting dalam menunjang pencapaian tujuan pendidikan. Dalam teorinya yaitu “Kembali ke Alam” menjelaskan bahwa pengaruh alam terhadap perkembangan peserta didik begitu penting. Oemar Hamalik (2011) juga mengemukakan bahwa lingkungan sebagai dasar pengajaran merupakan faktor kondisional yang dapat mempengaruhi tingkah laku pada individu dan juga merupakan faktor penting dalam belajar. Lingkungan yang ada disekitar kita tentunya dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.

Mengajar tidak hanya sekadar menyampaikan materi saja. Saat berada didalam kelas, peserta didik lebih sering merasakan yang namanya jenuh, dan inilah tugas dari pendidik mencari cara agar proses belajar bisa lebih aktif. Hal ini lah yang menyebabkan proses belajar mengajar sangat memerlukan media pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran tidak hanya menggunakan buku, pulpen, dan papan tulis saja. Akan tetapi pemanfaatan media yang ada disekitar seperti lingkungan juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, lingkungan salah satunya dapat dijadikan media pembelajaran dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial ini, dikarenakan potensi atau kapasitas yang dimiliki lingkungan dapat menjamin dan lingkungan juga memiliki potensi untuk digunakan sebagai media praktek pembelajaran ilmu pengetahuan sosial secara langsung. Potensi tersebut dapat meliputi ekonomi, geografis, dan tidak sosial masyarakat juga.

Suatu proses kegiatan pembelajaran yang di ajarkan secara langsung oleh pendidik kepada peserta didik dapat diterima dan dimengerti apabila sumber pembelajarannya jelas. Seperti pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini haruslah mempunyai sumber pembelajaran yang jelas salah satunya yaitu dengan mempelajari suatu keadaan sosial yang ada di lingkungan sekitar kita (Fahyuni, 2017). Hal seperti ini dilakukan, karena pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini masing-masing dari peserta didik diharuskan memiliki empat dimensi yang mempelajari pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Empat dimensi tersebut ialah pengetahuan atau knowledge, keterampilan atau skills, nilai atau value, serta yang terakhir adalah sikap atau attitude. Keempat dimensi tersebut menjadi suatu keharusan dan kewajiban para peserta didik untuk memilikinya dan untuk dapat mengendalikan keempat dimensi itu, peserta didik diharuskan menguasai hal tersebut.

Media pembelajaran pada ilmu pengetahuan sosial digunakan sebagai media dikarenakan ujian atau masalah ilmu pengetahuan sosial yang sesungguhnya atau yang nyata adalah ketika peserta didik secara langsung terjun ke lingkungan sekitar. Dengan menggunakan media lingkungan sebagai tempat belajar yang dilaksanakan secara langsung, peserta didik dapat bertindak jika ada kejadian atau masalah di lingkungan tersebut. Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran akan memberikan pengaruh pada hasil pembelajaran yang dilaksanakan serta aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik dan peserta didik di SMP BP Al-Muthohhar.

Landasan memilih lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran, dikarenakan pendidikan yang ada di Kabupaten Purwakarta ini merupakan pendidikan berbasis 5 bunga karakter yang didalamnya termasuk ramah lingkungan dan TDBA. 

Pemanfaatan di sekitar lingkungan sekolah ini dilaksanakan, agar para peserta didik mempunyai kesempatan yang luas agar dapat menggali informasi mengenai segala sesuatu yang terdapat disekitarnya dan kemudian informasi tersebut akan dihubungkan dengan materi pembelajaran yang berada disekolah. Selanjutnya dengan membawa peserta didik turun langsung ke tempatnya, mereka akan lebih memahami hal-hal apa saja yang ada dilingkungan sekitar sekolahnya dan mengetahui manfaat lingkungan disekitar sekolahnya. Pembelajaran yang berlangsung seperti ini, menjadikan peserta didik tidak bosan dan dapat mempelajari langsung di dunia nyata, tidak hanya belajar menggunakan teori-teori yang terdapat didalam buku saja, tetapi dapat melihat langsung benda disekitarnya.

Pembelajaran seperti ini dinamakan dengan outdoor study, yang dimana guru mengajak siswa untuk melakukan pembelajaran diluar kelas untuk dapat melihat secara langsung peristiwa yang sedang terjadi dengan bertujuan untuk dapat mengakrabkan peserta didik dengan lingkungan sekitar. Manfaat yang lebih signifikan dari pengaruh learning outdoor atau outdoor study ini antara lain:

1.      Pikiran menjadi lebih jernih

2.      Pembelajaran menjadi terasa menyenangkan

3.      Pembelajaran menjadi lebih variative

4.      Belajar yang dilakukan lebih rekreatif

5.      Belajar yang terjadi lebih rill

6.      Peserta didik akan lebih mengenal dunia secara nyata dan luas

7.      Tertanam image bahwa dunia sebagai kelas

8.      Wahana belajar menjadi semakin berkembang dan mengasikan.

 

Selanjutnya, tujuan dari pembelajaran outdoor study ini secara umum untuk mencapai aktivitas di luar kelas. Irawan, A. Dalam Ginting; 2005, menjelaskan beberapa tujuan dari pelaksanaan pembelajaran outdoor study adalah sebagai berikut:

1.      Untuk membuat para peserta didik mempunyai kesempatan yang unik untuk dapat terus mengembangkan kreativitasnya dan inisiatif personal

2.      Adanya latar (setting) yang bermanfaatan terhadap pembentukan sikap

3.      Membantu untuk mewujudkan potensi peserta didik agar dapat berkembang secara optimal jiwa, raga dan spiritnya.

4.      Memberikan peserta didik kesempatan untuk dapat merasakan materi yang sedang disampaikan secara langsung.

5.      Memungkinkan untuk peserta didik mengembangkan ketertarikan serta keterampailannya terhadap kegiatan yang dilakukan diluar kelas.

6.      Memberikan kontribusi agar pendidik dan peserta didik dapat mengembangkan hubungannya menjadi lebih baik dengan melalui pengalaman yang terjadi di alam bebas.

7.      Memberikan kesempatan dari pengalaman yang dilakukan secara langsung kepada peserta didik.

8.      Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber untuk pembelajaran.

 

Melakukan proses pembelajaran dengan media lingkungan tidaklah tanpa adanya prosedur atau tahapan dalam pembelajarannya. Lingkungan yang digunakan untuk media pembelajaran haruslah lingkungan yang dapat memberikan pengaruh baik terhadap peserta didik dan dapat dijadikan sebagai motivator, serta jalan untuk peserta didik agar memahami mengenai ilmu sosial yang berada dilingkungan sekitar. Dalam Abdurrahman (1995:11-18), langkah-langkah dan peranan yang perlu dilakukan oleh pendidik dalam melaksanakan pembelajaran di luar kelas (Outdoor Study) terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Dibawah ini merupakan penjelasan mengenai prosedur atau tahapan dalam proses pelaksanaan pembelajaran ilmu sosial dengan menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Berikut adalah pembahasannya:

1.      Tahap Persiapan

Tahapan pertama yang harus dilakukan yaitu persiapan, persiapan ini juga akan melalui beberapa tahapan untuk sampai pada tahap selanjutnya hingga pada tahap akhir. Tahapan yang dilakukan pada tahap persiapan ini adalah pendidik terlebih dahulu merumuskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan, pendidik juga harus sudah menyiapkan tempat dan juga media yang berada di luar lingkungan, setelah itu pendidik langsung mengajak para peserta didiknya untuk ke luar kelas, dalam hal ini baik pendidik maupun peserta didik harus dalam keadaan yang rileks, nyaman, dan juga tidak merasa terpaksa.

 

2.      Tahap Pelaksanaan

Tahapan selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan, dalam tahapan guru akan mengintruksikan kepada peserta didiknya untuk berjalan dengan tertib dan rapi. Ketika semuanya sudah tertib kemudian guru akan berdiri secara berhadapan dengan peserta didik yang berjarak sekitar 1 meter, untuk melaksanakan percakapan antara guru dengan peserta didik. Pada tahap selanjutnya guru akan menjelaskan materi mengenai pembelajaran yang sedang berlangsung, pada tahap ini peserta didik diharapkan memperhatikan apa yang sedang dijelaskan oleh guru tersebut, setelah selesai menjelaskan mengenai materi pembelajaran tersebut, peserta didik akan diberikan kesempatan untuk bertanya.

3.      Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi ini merupakan tahap terakhir dalam proses pembelajaran, pada tahap ini guru akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperlihatkan kemajuannya mengenai lingkungan tersebut, pada tahap ini guru tidak akan mengatakan salah kepada jawaban yang diberikan oleh peserta didik, tetapi akan menyebutkan kata yang lebih tepat.

 

Tindak lanjut yang dilakukan setelah terjun langsung ke lingkungan sekitar ialah hasil yang didapat didiskusikan serta dianalisis di sekolah bersama guru, untuk membahas materi tersebut lebih lanjut lagi dan apa saja yang nantinya harus dipelajari serta dipraktekkan dari kegiatan pengamatan lingkungan yang dilakukan. Selanjutnya guru dapat meminta kepada peserta didik untuk dapat menyampaikan pendapatnya serta kesan yang mereka peroleh dari hasil pengamatan lingkungan tersebut. Selain itu, guru juga dapat memberikan peserta didik penilaian bagi mereka yang sudah mengamati dan menulis kegiatan apa saja yang ada dilingkungan yang dimana lingkungan dijadikan sebagai media pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini.

Berbagai hal yang digunakan sebagai media pembelajaran baik berupa buku, alat digital ataupun media lainnya tentu memiliki kelebihan dan kekurangan pada masing-masing media, hal ini terjadi karena semua media yang dipakai sebagai media pembelajaran mempunyai keterkaitan dan pengaruh terhadap satu sama lain. Oleh karena itu, tidak ada media pembelajaran yang tidak memiliki kelemahan. Sama hal nya seperti media pembelajaran yang lain, media pembelajaran dengan menggunakan lingkungan pun memiliki kelebihan serta kelemahannya.

Pembelajaran yang menggunakan lingkungan ini berarti lingkungan dijadikan sebagai media yang utama untuk proses pembelajaran. Dengan kata lain pembelajaran ini dilakukan karena sangat identik dengan lingkungan itu sendiri. Lingkungan ini dapat dijadikan sebagai sumber utama dalam proses pembelajaran yang dapat digunakan sebagai motivator serta inovasi baru. Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini secara tidak langsung menggunakan media lingkungan, yang mana lingkungan itu dikatakan sebagai hal yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan peserta didik yang menggunakan media ini. Selain itu, lingkungan juga dapat dijadikan sebagai faktor pendorong untuk kemampuan siswa dalam memahami serta mengerti mengenai kegiatan-kegiatan sosial. Berikut ini beberapa kelebihan dari pembelajaran menggunakan media lingkungan:

a.       Peserta didik diajak secara langsung untuk dapat melihat kegiatan sosial dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, sehingga peserta didik lebih cepat mengerti dan memahami mengenai pembelajaran tersebut, tidak hanya bisa membayangkannya saja.

b.      Media lingkungan tidak perlu memakai biaya, dan juga media lingkungan ini dapat dilihat, dijadikan, serta digunakan sebagai tempat penerapan dimana saja dan kapanpun.

c.       Peserta didik dapat mencerna dengan baik materi, dikarenakan penerapan serta pengamatan yang dilakukan secara langsung.

 

Adapun kelemahan dari menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran antara lain yaitu:

a.       Pada setiap lingkungan mungkin akan memiliki pengaruh yang berbeda-beda, karena perbedaan geografis. Seperti dataran tinggi dan dataran rendah yang akan menyebabkan hasil pengamatan berbeda-beda.

b.      Terdapatnya 2 musim di Indonesia ini akan menyebabkan pembelajaran lingkungan yang digunakan akan memiliki kondisi yang berbeda-beda. Perawatan yang dilakukan dengan rutin oleh penduduk atau masyarakat sekitar akan menjadikan lingkungan lebih baik.

c.       Penggunaan proses belajar mengajar dengan media lingkungan ini memang menjadi suatu hal yang bagus serta tidak memerlukan biaya, tetapi hal seperti ini tidak dapat dilakukan pada setiap hari. Hal itu terjadi, karena terkadang ada bencana alam yang dimana kondisi lingkungan itu menjadi rusak.

 

 

CONCLUSION

Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik. Lingkungan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dikarenakan lingkungan menjadi tempat untuk bersosialisasi, berkomunikasi, berinteraksi, dan juga bereksplorasi. Karena hal itulah lingkungan dikatakan sebagai media pembelajararn yang efektif. Pemanfaatan lingkungan yang dilaksanakan disekitar sekolah ini menjadikan kesempatan yang luas untuk peserta didik menggali informasi mengenai hal-hal yang terdapat disekitar lingkungan mereka. Guru ilmu pengetahuan sosial memilih lingkungan sebagai media pembelajaran, dikarenakan pendidikan di sekolah tersebut merupakan pendidikan yang berbasis 5 bunga karakter yang didalamnya terdapat tDBA dan ramah lingkungan.

Pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan ini, menjadikan para peserta didik menjadi tidak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik juga dapat dengan langsung mempelajari mengenai dunia nyata, dan tidak hanya mengandalkan teori-teori yang terdapat didalam buku saja. Pada setiap media pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelemahan pada masing-masing media, begitupun dengan menggunakan media lingkungan ini. Meski begitu, kelemahan yang dimiliki pada setiap media pembelajaran terutama media lingkungan ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran lagi, dan dapat memberikan motivasi kepada pendidik untuk dapat mengajarkan para peserta didiknya agar dapat merawat lingkungan yang ada dengan baik.

 

 

REFERENCES

Abi Hamid, M., Ramadhani, R., Masrul, M., Juliana, J., Safitri, M., Munsarif, M., Jamaludin, J., & Simarmata, J. (2020). Media pembelajaran. Yayasan Kita Menulis.Google Scholar

Anshori, S. (2016). Kontribusi Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Pendidikan Karakter. Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, 3(2). Google Scholar

Effendi, R., Salsabila, H., & Malik, A. (2018). Pemahaman tentang lingkungan berkelanjutan. Modul, 18(2), 75–82. Google Scholar

Fahyuni, E. F. (2017). Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam). Umsida press. Google Scholar

Herlambang, Y. T. (2021). Pedagogik: Telaah Kritis Ilmu Pendidikan Dalam Multiperspektif. Bumi Aksara. Google Scholar

Jamil, M. M. (2019). Optimalisasi model ARCS dalam pembelajaran saintifik untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada peminatan mata pelajaran geografi di kelas matematika ilmu alam. IJIS Edu: Indonesian Journal of Integrated Science Education, 1(1), 7–24. Google Scholar

Karim, A. (2015). Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). -. Google Scholar

Mulyono, H., & Wekke, I. S. (2018). Strategi Pembelajaran di Abad Digital. Gawe Buku. Gawe Buku. Google Scholar

Munisah, E. (2020). Pengelolaan Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Jurnal Elsa, 18(1), 23–32. Google Scholar

Noer, M. A., & Sarumpaet, A. (2017). Konsep Adab Peserta Didik dalam Pembelajaran menurut Az-Zarnuji dan Implikasinya terhadap Pendidikan karakter di Indonesia. Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 14(2), 181–208. Google Scholar

Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. MISYKAT: Jurnal Ilmu-Ilmu Al-Quran, Hadist, Syari’ah Dan Tarbiyah, 3(1), 171. Google Scholar

Rahma, F. I. (2019). Media Pembelajaran (kajian terhadap langkah-langkah pemilihan media dan implementasinya dalam pembelajaran bagi anak Sekolah Dasar). Jurnal Studi Islam: Pancawahana, 14(2), 87–99. Google Scholar

Suandi, A., & Pamungkas, P. D. A. (2019). Multimedia interaktif pembelajaran ips kelas 7 berbasis android pada mts al-wasliyah jakarta timur. JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian Dan Pembelajaran Informatika), 4(2), 66–77. Google Scholar

Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Google Scholar

Swadharma, I. K. N. (2022). Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran IPS SMP Negeri 9 Denpasar Bali. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Pembelajaran, 4(1), 521–528. Google Scholar

Syaharuddin, S., & Mutiani, M. (2020). Strategi Pembelajaran IPS: Konsep dan Aplikasi. Program Studi Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan …. Google Scholar