PENGEMBANGAN KEBERAGAMAAN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA AGAMA� DI SMPN 10 BANDUNG

 

Ulfah Azqia Mupidah1, Opik Taupik Kurahman2

UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Email: �[email protected]1, opik1@uisgd.ac.id2

 

ARTICLE INFO

ABSTRAk

Date received : 01-10-2022

Revision date : 07-10-2022

Date received : 10-10-2022

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan perkembangan agama mahasiswa yang mencari perkembangan budaya agama di SMP Negeri 10 Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembinaan keagamaan siswa melalui pengembangan budaya keagamaan di SMP Negeri 10 Bandung telah berjalan dengan baik dan terprogram, baik yang dilakukan oleh sekolah sebagai lembaga pendidikan yang utuh dengan hikmah yang berkaitan dengan perkembangan budaya keagamaan di sekolah dan kegiatan masyarakat yang dilakukan oleh Rohis (Spiritual Islam) sebagai semacam kegiatan ekstrakurikuler sekolah khusus keteduhan. kegiatan keagamaan lainnya. Keberhasilan ini dapat dicapai karena upaya kepala sekolah dan dukungan dari seluruh komunitas sekolah dengan menunjukkan komitmen yang masing-masing terjadi bersama dan saling mendukung.

 

ABSTRACT

The purpose of the study was to describe the religious development student trought the development of religious culture at SMP Negeri 10 Bandung. The result of the study showed that the implementation of coaching student�s religious through the development of religious culture at SMP Negeri 10 Bandung has been going well and programmed, both conducted by the school as an educational institution that is intact with the wisdom which relate to the development of the religious culture in school and community activities undertaken by Rohis (The Spiritual of Islam) as a kind of special school extracurricular activities shade other religious activities. This success can be achieved due to the efforts of the principal and the support of the entire school community by showing commitment each of which takes place together and support each other.

Kata Kunci:

Perkembangan agama, budaya agama.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

Religious development, Religious culture

 


 

PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam dunia pendidikan, sekolah merupakan salah satu wadah dimana proses Transfer of knowledge berlangsung (Nashihin, 2019). Proses pengajaran dan pembelajaran di sekolah diharapkan mampu memperjuangkan dan mewujudkan pendidikan di Indonesia yang berkualitas.

Kesadaran akan besarnya pengaruh agama bagi peningkatan keimanan dan ketaqwaan serta pembentukan moral warga negara telah menjadikan pendidikan agama sebagai mata pelajaran yang wajib bagi semua jenjang pendidikan, dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi (Hanifiyah, 2021). Keberadaan pendidikan agama sebagai mata pelajaran didukung oleh UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar negara. Pendidikan agama memiliki peranan yang sangat besar karena pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia (Utomo, 2018). Maka harapan yang muncul adalah pendidikan agama menjadi tumpuan untuk membentuk moralitas dan kepribadian warga negara yang religius.

Dewasa ini masalah moralitas di kalangan generasi muda khususnya pelajar dan mahasiswa merupakan problem besar. Generasi muda merupakan aset bangsa yang akan menentukan masa depan bangsa (Primasari, Dencik, & Imansyah, 2019). Kenyataannya sekarang, pelajar dan mahasiswa sebagai generasi terpelajar mudah terprovokasi sehingga terjadi tawuran di berbagai sekolah dan perguruan tinggi. Banyaknya kasus-kasus amoral yang dilakukan oleh generasi muda, seperti kasus narkoba, seks bebas, hamil di luar nikah, aborsi, dan lain-lain (Anasri, 2019). Berbagai problema tersebut tidak dapat terpecahkan, melainkan dengan cara kembali kepada ajaran agama yang salah satu caranya dengan mengefektifkan pendidikan agama di sekolah.

Pembentukan kepribadian yang bermoral dan religius atau pribadi yang memiliki keberagamaan (religiusitas), tidak cukup dengan mengandalkan mata pelajaran pendidikan agama yang hanya mendapat alokasi waktu dua atau tiga jam pelajaran pada setiap minggunya (Mupidah & Rohaeni, 2021). Apalagi adanya stigma yang berkembang bahwa keberhasilan pendidikan agama peserta didik merupakan tanggungjawab guru agama menambah permasalahan dalam dunia pendidikan agama Islam di sekolah.

(Rahman, 2012) bahwa pendidikan agama bukan merupakan kegiatan yang terpisah dari aspek-aspek kehidupan masyarakat luas. Sekolah hanya merupakan salah satu wahana yang barangkali bukan utama. Di luar sekolah banyak pihak yang tidak kalah penting peranannya yang ikut memberikan pengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan seperti keluarga dan lingkungan di masyarakat. Meskipun keluarga dan masyarakat juga sangat berperan bagi pembentukan kepribadian dan moral anak bangsa, akan tetapi sekolah sebagai lembaga pendidikan secara terencana masih menjadi tumpuan untuk pembentukan watak dan moralitas anak bangsa.

Untuk itu maka pada dasarnya pendidikan agama Islam harus mencakup tiga aspek secara terpadu, yaitu: (1) knowing, yakni agar peserta didik dapat mengetahui dan memahami ajaran dan nilai-nilai agama; (2) doing, yakni agar peserta didik dapat mempraktekkan ajaran dan nilai-nilai agama, dan (3) being, yakni agar peserta didik dapat menjalani hidupnya sesuai dengan nilai-nilai dan ajaran agama (Muhaimin, 2009: 305-306). Mengingat pentingnya pendidikan agama, maka kegiatan pendidikan harus dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan peserta didik (Noor, 2015).

Untuk mewujudkan ketiga aspek di atas diperlukan perubahan paradigma pendidikan agama di sekolah. (Su�dadah, 1970) menyatakan bahwa perubahan paradigma pendidikan agama di sekolah yang dimaksud yaitu bahwa pendidikan agama bukan hanya tugas guru agama saja, tetapi merupakan tugas bersama antara kepala sekolah, guru agama, guru umum, seluruh aparat sekolah, dan orang tua murid. Jika pendidikan agama sebagai tugas bersama, berarti pendidikan agama itu perlu atau bahkan harus dikembangkan menjadi budaya sekolah, artinya seluruh warga di sekolah membiasakan diri mengamalkan ajaran-ajaran agama di sekolah supaya menjadi kultur atau budaya di sekolah tersebut.

 

METODE

� Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan fenomenologis (arti keberadaan) yaitu cara pendekatan untuk memperoleh pengetahuan tentang sesuatu (objek) sebagaimana tampilnya dan menjadi pengalaman kesadaran kita (Ahimsa-Putra, 2012). Penggunaan pendekatan ini disesuaikan dengan tujuan pokok penelitian, yaitu mendeskripsikan pengembangan keberagamaan siswa melalui budaya agama di SMPN 10 di Bandung.

�� ������ Adapun informan penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, seluruh guru yang mengasuh mata pelajaran pendidikan agama Islam, beberapa orang guru selain guru pendidikan agama Islam, dan siswa yang ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian (Zukhrufin, Anwar, & Sidiq, 2021). Informan tersebut dipilih berdasarkan tugas dan keterkaitan dengan tema penelitian, dengan menggunakan prinsip �snowball�, yaitu penentuan informan penelitian yang semula jumlahnya sedikit, lama- lama menjadi besar (Harto, 2021). Dalam rangka mengumpulkan seluruh data penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini secara komprehensif, maka peneliti menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data yaitu: wawancara, observasi dan dokumentasi. Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisa secara kualitatif dengan mengikuti teknik analisa data yang melalui tiga alur kegiatan yang dilaksanakan secara berurutan, yaitu; (1) reduksi data, (2) display data, dan (3) pengambilan kesimpulan/verifikasi dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian berlangsung.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

1)Pelaksanaan Pembinaan Keberagamaan Siswa di SMPN 10 Bandung

������� Pembinaan keberagamaan siswa yang dimaksudkan di sini adalah usaha yang direncanakan secara sistematis berupa bimbingan, pemberian informasi, pengawasan dan juga pengendalian untuk peningkatan kualitas para siswa, khususnya dalam hal keagamaan dalam menciptakan sikap mental dan pengembangan potensi yang positif sehingga terbentuk keberagamaan yang baik pada diri siswa (Suryana & Maryamah, 2013).

����� Berdasarkan pengamatan dan wawancara secara langsung dengan kepala sekolah, guru agama, pembina dan siswa, diketahui bahwa penembangan keberagamaan yang dilaksanakan oleh SMPN 10 Bandung adalah dengan melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan yang wajib dilaksanakan dan diikuti oleh seluruh civitas akademika sekolah, khususnya siswa yang beragama Islam.

����� Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di sekolah dalam rangka pengembangan keberagamaan siswa dilaksanakan melalui dua kelompok pelaksana kegiatan keagamaan yaitu sekolah sebagai lembaga pendidikan yang utuh dengan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan budaya agama di komunitas sekolah dan Rohis (rohani Islam) sebagai jenis kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang husus menaungi kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya (Munandar & Solihutaufa, 2021).

Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan sekolah sebagai lembaga yang berkomitmen untuk mengembangkan budaya agama di sekolah yang wajib diikuti oleh seluruh warga sekolah dilaksanakan dalam bentuk:

a. Majelis Ta�lim, dengan sub kegiatan; halaqoh, mentoring keagamaan, dan pengajian tilawatil Qu�ran

b. Membaca al-Qur�an 10 menit am pelajaran pertama

c. Membaca surah Yasin pada hari Jum�at

d. Sholat Dzuhur berjama�ah

e.Sholat Dhuha bersama

f. Pelaksanaan Perayaan Hari Besar Islam (PHBI)

g. Pesantren kilat bulan Ramadhan

h. Baksos (Bakti Sosial)

i. �Lomba-lomba Islami

j. Bersalaman dengan guru sebelum masuk sekolah

k. Nasyid media dakwah lewat nada dan syair

l. Pakaian sekolah muslim-Muslimah, pada bulan Ramadhan dan wajib hari Jum�at

��������� Dilihat dari waktu pelaksanaannya, kegiatan keagamaan tersebut ada yang dilaksanakan secara rutin baik secara harian, mingguan maupun tahunan. Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan setiap hari antara lain membaca al-Qur�an selama 10 menit pada jam pelajaran pertama, bersalaman dengan guru sebelum masuk sekolah, sholat Zhuhur berjamaah dan sholat Dhuha. Mengingat keterbatasan daya tampung mushalla al-Kautsar SMP Negeri 10 Bandung, khusus untuk sholat Zhuhur berjamaah dan sholat dhuha tidak diwajibkan kepada seluruh siswa untuk melaksanakannya melainkan sesuai kesadaran masing-masing, baik siswa maupun guru. Meskipun demikian ibadah sholat Zhuhur berjamaah tersebut setiap hari selalu dilaksanakan setelah jam pulang sekolah, dan biasanya dipimpin oleh salah seorang guru.

 

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengembangan keberagamaan siswa melalui budaya agama di SMP Negeri 10 Bandung telah berjalan dengan baik dan terprogram, baik yang dilaksanakan oleh sekolah sebagai lembaga pendidikan yang utuh dengan kebijakan- kebijakan yang berkaitan dengan budaya agama di komunitas sekolah maupun kegiatan yang dilakukan oleh Rohis (Rohani Islam) sebagai jenis kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang khusus menaungi kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Keberhasilan ini dapat dicapai karena adanya upaya dari kepala sekolah dan dukungan seluruh warga sekolah dengan cara menunjukkan komitmennya masing-masing yang berlangsung secara bersama-sama dan saling mendukung satu sama lain.

 

 

 

 

REFERENCES

 

Ahimsa-Putra, Heddy Shri. (2012). Fenomenologi agama: Pendekatan Fenomenologi untuk memahami agama. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 20(2), 271�304.

Anasri, Anasri. (2019). Membentuk Karakter Dengan Al-Qur�an, Satu Perspektif Pendidikan Islam. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, 17(2), 218�248.

Hanifiyah, Fitriyatul. (2021). Implikasi Integrasi Imtaq dan Iptek Dalam Perkembangan Pendidikan Islam. FAJAR Jurnal Pendidikan Islam, 1(1), 1�15.

Harto, Sujian. (2021). Problematika Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Era Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Seluma. UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.

Munandar, Anhar, & Solihutaufa, Encep. (2021). Implementasi Pengembangan Keberagamaan Peserta Didik Di Sekolah: Studi Kasus SMA Negeri 1 Simpenan. Al-Hasanah: Islamic Religious Education Journal, 6(1), 152�156.

Mupidah, Ulfah Azqia, & Rohaeni, Nani. (2021). Pengembangan Keberagamaan Peserta Didik Melalui Budaya Agama Di Smpn 10 Bandung. Al-Hasanah: Islamic Religious Education Journal, 6(2), 237�253.

Nashihin, Husna. (2019). Konstruksi Budaya Sekolah Sebagai Wadah Internalisasi Nilai Karakter. At-Tajdid: Jurnal Ilmu Tarbiyah, 8(1), 131�149.

Noor, Agus Hasbi. (2015). Pendidikan kecakapan hidup (life skill) di pondok pesantren dalam meningkatkan kemandirian santri. EMPOWERMENT: Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, 4(1), 1�31.

Primasari, Dwi Ammelia Galuh, Dencik, Dencik, & Imansyah, M. (2019). Pendidikan Karakter Bagi Generasi Masa Kini. Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang, 12(01).

Rahman, Abdul. (2012). Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan Epistemologi dan Isi-Materi. Jurnal Eksis, 8(1), 2053�2059.

Su�dadah, Su�dadah. (1970). Kedudukan Dan Tujuan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Jurnal Kependidikan IAIN Purwokerto, 2(2), 143�162.

Suryana, Ermis, & Maryamah, Maryamah. (2013). Pembinaan keberagamaan Siswa Melalui Pengembangan Budaya Agama di SMA Negeri 16 Palembang. Ta�dib: Jurnal Pendidikan Islam, 18(02), 169�214.

Utomo, Khoirul Budi. (2018). Strategi Dan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam MI. MODELING: Jurnal Program Studi PGMI, 5(2), 145�156.

Zukhrufin, Fina Kholij, Anwar, Saiful, & Sidiq, Umar. (2021). Desain Pembelajaran Akhlak Melalui Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. JIE (Journal Of Islamic Education), 6(2), 126�144.


 

Copyright holder:

Ulfah Azqia Mupidah1, Opik Taupik Kurahman2

(2022)

 

First publication right:

Journal Edunity

 

This article is licensed under:

WhatsApp Image 2021-06-26 at 17

 

���������������������������������������������������������������������������������������������