IMPLEMENTASI KEGIATAN PRAMUKA DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN SISWA ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA MAN 3 KABUPATEN CIREBON BUNTET PESANTREN



Saona

Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon, Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Email: [email protected]

 

ARTICLE INFO

ABSTrak

Date received : 05-09-2022

Revision date : 13-09-2022

Date received : 20-09-2022

Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan kegiatan pramuka dalam membentuk karakter disiplin siswa anggota Gerakan pramuka MAN 3 Cirebon. Yang dilatar belakangi oleh ketidak disiplinan siswa anggota gerakan pramuka pada awal ajaran baru, untuk menanamkan kedisiplinan sepertinya tidak cukup hanya menggunakan proses belajar mengajar di kelas saja, karena hal tersebut harus ada program pendamping untuk pencapaiannya. Oleh karena itu kegiatan ekstrakurikuler pramuka merupakan salah satu hal yang memiliki kriteria hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui pelaksanaan kegiatan pramuka di Madrasah Aliyah Negeri 3 Cirebon; (2) Untuk mengetahui kebenaran bahwa kegiatan pramuka dapat membentuk karakter disiplin siswa Madrasah Aliyah Negeri 3 Cirebon; (3) mengetahui kelebihan dan kelemahan dari kegiatan pramuka MAN 3 Cirebon. Untuk mencapai tujuan ini, peneliti menggunakan metode pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian yang di dapat menunjukan bahwa (1) kegiatan pramuka di MAN 3 Cirebon banyak menggunakan metode pendekatan dan pembiasaan dalam pembentukan karakter disiplin siswa. (2) Implementasi kegiatan pramuka dalam pembentukan karakter disiplin di MAN 3 Cirebon sudah berjalan secara semestinya, hal ini dibuktikan dengan adanya pencapaian 3 indikator kedisiplinan. Disiplin waktu, disiplin waktu belajar, dan disiplin terhadap diri sendiri.

 

ABSTRACT

 

This study discusses the implementation of scouting activities in shaping the disciplined character of students who are members of the Scout Movement of MAN 3 Cirebon. Due to the indiscipline of the scout movement members at the beginning of a new teaching, to instill discipline it seems that it is not enough to just use the teaching and learning process in the classroom, because there must be a companion program for its achievement. Therefore, scout extracurricular activities are one of the things that have these criteria. This study aims to: (1) determine the implementation of scouting activities in Madrasah Aliyah Negeri 3 Cirebon; (2) To find out the truth that scouting activities can shape the disciplinary character of Madrasah Aliyah Negeri 3 Cirebon students; (3) knowing the strengths and weaknesses of the scouting activities of MAN 3 Cirebon. To achieve this goal, the researcher used a qualitative research approach with a qualitative descriptive type of research. In collecting data the researchers used the method of observation, interviews and documentation. The results of the research can show that (1) scout activities at MAN 3 Cirebon use a lot of approach and habituation methods in the formation of student discipline characters. (2) The implementation of scouting activities in the formation of disciplined character at MAN 3 Cirebon has been running properly, this is evidenced by the achievement of 3 indicators of discipline. Discipline of time, discipline of study time, and self-discipline.

 

 

 

Kata Kunci: Pendidikan; Karakter; Disiplin; Pramuka

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Key words: education; character; discipline; scout

 

 


 

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan aspek penting untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang berkualitas, dengan pendidikan warga negara dapat menjadi manusia yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur (Hero, 2021). Negara Kesatuan Republik Indonesia mengatur segala yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Pendidikan di Indonesia tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 tertulis sebagai berikut: �Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, bangsa dan Negara�. (Indonesia, 2006)

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat fundamental sebagai bekal dalam menjalani kehidupan. Dengan pendidikan manusia akan memperoleh pengetahuan (kognitif), mengembangkan keterampilan (psikomotorik) dan memiliki kepribadian (afektif).

Kematangan yang menyakut watak dapat ditafsirkan bahwa lulusan suatu jenjang pendidikan tertentu harus memiliki karakter (akhlak, budi pekerti) yang kuat. Pendidikan yang baik tentu harus menghasilkan lulusan yang kuat mental, mengenai siapa Tuhannya, mampu membedakan perilaku yang baik dan tidak baik, mampu mengontrol emosinya, mampu beradaptasi dengan lingkungannya, dan seterusnya. (Mukhlish, 2016).

Pembentukan karakter yang merupakan usaha mewujudkan amanat pancasila dan pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh kenyataan permasalahan masyarakat yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai pancasila, bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa, ancaman disintegrasi bangsa, dan melemahnya kemandirian bangsa. Untuk mendukung mewujudkan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana yang diamanatkan oleh pancasila dan pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005- 2025, dimana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu �Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah pancasila�. (Syakir & Hasmin, 2017).

(Mukhlish, 2016)Karakter adalah cerminan kualitas sikap dan perilaku seseorang, baik atau buruknya karakter seseorang akan berdampak pada kehidupan sehari-hari maupun masa depannya kelak. Apabila seorang anak sudah terbiasa untuk melaksanakan shalat wajib pada tepat waktu, maka saat dewasanya pun akan terbiasa melaksanakan shalat tersebut pada tepat waktu pula, tetapi apabila anak tersebut tidak terbiasa melaksanakan shalat wajib tepat waktu, maka saat dewasanya pun akan terbiasa untuk melaksanakan shalat tidak tepat waktu bahkan tidak menutup kemungkinan tidak melaksanakan shalat. Dalam konteks situasi zaman saat ini karakter bagaikan alarm sekaligus perisai dalam menghadapi segala rayuan dan rongrongan yang membawa manusia ke dalam jurang kegelapan. Hal tersebut semakin menegaskan betapa pentingnya karakter dalam diri seseorang (Nurjanah, 2020).

Berbicara tentang pendidikan karakter sebetulnya bukan hal baru dalam sistem pendidikan di Indonesia.Pendidikan karakter sudah sejak lama menjadi bagian penting dalam misi pendidikan nasional, walaupun dengan penekanan dan istilah yang berbeda (Ismail, 2012). Saat ini, wacana tentang urgensi pendidikan karakter kembali menguat dan menjadi fokus perhatian sebagai respons atas berbagai persoalan bangsa, terutama masalah dekadensi moral, seperti korupsi, kekerasan, perkelahian antar pelajar, bentrok antar etnis, dan perilaku seks bebas.Fenomena tersebut menurut Tilaar merupakan salah satu ekses dari kondisi masyarakat yang sedang berada dalam masa transformasi sosial menghadapi era global (Samrin, 2016). Menurut Simon Philips bahwa karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. (Faizin, 2020).

Karakter sebagai cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. (Mudana, 2019). Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya. (Utami, 2018).

Gerakan Pramuka merupakan wadah atau organisasi tempat pramuka ini berkumpul, yang mengacu kepada organisasinya seperti Gugus depan dan sebagainya. (Basit, 2017)

Menurut Sunardi Gerakan Pramuka adalah Nama organisasi yang merupakan suatu wadah proses pendidikan yang ada di Indonesia (Rijal, 2020). Lord Baden Powell menjelaskan bahwa kepramukaan itu bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah dari suatu buku. (Rudi, 2020)Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan bagaikan kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang membutuhkannya. (Diantama, 2016)

Kegiatan pramuka yang ada di MAN 3 Cirebon dilaksanakan di luar dan di dalam ruangan sehingga memberikan unsur kreatif pada siswa setelah seharian penuh melalui proses pembelajaran di kelas. Pembina pramuka memberikan pengarahan kepada anggota senior untuk membuat kegiatan materi dengan permainan yang mengandung unsur pembelajaran materi pramuka. Kegiatan pramuka yang ada di MAN 3 Cirebon merupakan sebuah kegiatan ekstrakurikuler yang di kelas dalam kegiatan yang menarik dan menyenangkan tetapi juga mengandung nilai-nilai pendidikan. Untuk membentuk sifat kepribadian tertentu diperlukan peningkatan kedisiplinan dalam belajar, karena merupakan salah satu faktor penting yang harus ditanamkan sejak dini sehingga dapat menunjang peningkatan nilai kedisiplinan siswa menjadi karakter yang utuh dalam diri siswa.

Terkait dengan hal tersebut, untuk mengetahui seberapa besar peran kegiatan pramuka sebagai alternatif dalam menanamkan karakter disiplin pada siswa MAN 3 Cirebon, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul �Implementasi Kegiatan Pramuka Dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa Anggota Gerakan Pramuka di Madrasah Aliyah Negeri 3 Cirebon�.

 

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah jenis data yang bukan berupa angka melainkan sebuah deskriptif, naratif, kalaupun ada angka, maka angka tersebut dalam hubungan suatu deskriptif.

a.   Sumber data

Dalam penelitian ini data primer didapat melalui observasi dan wawancara langsung kepada pihak yang bersangkutan. data sekunder yang digunakan adalah menggunakan dokumen atau catatan, buku, majalah, koran, juga menggunakan foto dokumentasi kegiatan pramuka di MAN 3 Cirebon, serta studi literatur yang berkaitan dengan penelitian.

b.      Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga cara yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Ketika observasi penulis langsung terjun kelapangan mendatangi lokasi tempat penelitian di MAN 3 Cirebon untuk mengumpulkan dan memperoleh data serta informasi mengenai pelaksanaan dan dampak kegiatan pramuka dalam membentuk karakter disiplin siswa. Dalam teknik pengumpulan data wawancara dilakukan dengan cara listen, review suara dan pembicaraan serta review bahasa nonverbal (sikap). Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan, menganalisis dokumen-dokumen ataupun catatan yang penting mengenai data-data untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian.

c.      Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknis analisis deskriptif. dalam penelitian ini, peneliti mengikuti langkah-langkah Menurut Miles & Huberman (1992: 16) analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi (Noor, 2015).

 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian peneliti akan menganalisis data dari hasil penelitian untuk penelitian lebih lanjut.

Analisis deskriptif kualitatif didasarkan pada teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti, yaitu dengan menganalisis data yang diperoleh peneliti dari observasi, wawancara dan dokumen selama penelitian di lapangan. Data yang diperoleh dan diberikan oleh peneliti akan dianalisis oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian. Hasil penelitian yaitu sebagai berikut:

a.      Pelaksanaan kegiatan pramuka di MAN 3 Cirebon

Kegiatan pramuka di MAN 3 Cirebon dilaksanakan 2 kali dalam seminggu, pelaksanaan sesuai jadwal yang diberikan oleh sekolah yaitu pada hari rabu dan sabtu, untuk hari sabtu dikhususkan untuk semua kegiatan organisasi yang dilaksanakan setelah kegiatan KBM atau setelah pulang sekolah. Untuk kegiatan pramuka sendiri karena dampak pandemi kegiatan kepramukaan diluar sekolah dibatasi tidak semua kegiatan/undangan kita hadiri. Dan untuk kegiatan pramuka dalam sekolah seperti kegiatan rutin kita tetap berjalan seperti biasanya.

Melihat kondisi pramuka yang menjadi salah satu kegiatan yang memiliki peran penting dalam pembentukan karakter disiplin, oleh karena itu kegiatan pramuka mempunyai beberapa kegiatan pendukung.

 

 

 

1)    Latihan Rutin

Latihan yang dilakukan untuk membentuk siswa agar mempunyai keterampilan dan pengetahuan tentang dunia kepramukaan, materi yang disampaikan juga selain teori-teori juga mengaplikasikan melalui praktik.

�� Melakukan rutinitas kepramukaan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kreativitas siswa. Pelatihan reguler tidak hanya dilengkapi dengan teori tentang pengintaian, tetapi juga dengan keterampilan untuk mendukung teori yang diberikan. Selain dua hal tersebut, siswa perlu melatih kreativitas untuk menyemangati diri sendiri dan anggotanya agar tetap semangat menjalani latihan sehari-hari.

2)    Jelajah alam

Jelajah alam biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan perkemahan, tetapi bisa juga dilakukan bersamaan dengan materi peta pita di berbagai ambalan sekolah. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan mentalitas siswa dan menjadikan mereka lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

Penjelajahan alam sangat terasa dalam pembentukan karakter dan pola pikir siswa yang mengikuti kegiatan Pramuka di Man 3 Cirebon. Selain teori dan praktik, kegiatan nyata di alam dapat membentuk karakter dan pola pikir siswa yang tergabung dalam gerakan Pramuka.

3)    Pelantikan

Kegiatan pelantikan merupakan program rutin pramuka MAN 3 Cirebon yang dilakukan 3 kali dalam setahun, Untuk yang tahap pertama pelantikan Penerima Tamu Ambalan khusus perekrutan anggota baru, untuk tahap yang kedua yaitu pelantikan kacu, pita dan atribut, dan untuk tahapan ketiga yaitu pelantikan bantara. Pelantikan ini dilakukan bukan hanya untuk menyaring penerus kader ambalam, namun juga untuk melatih karakter pribadi Siswa yang lebih baik.

4)    Kegiatan Satuan Karya Pramuka

Kegiatan saka merupakan Sebuah forum pendidikan yang dirancang untuk membimbing minat, mengembangkan bakat, meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan pengalaman Pramuka di berbagai bidang karir, dan menginspirasi mereka untuk terlibat dalam kegiatan praktis dan produktif yang melayani kehidupan mereka dan komunitas mereka kepada masyarakat.

 

 

b.      Benarkah Kegiatan Pramuka Berdampak Pada Kedisiplinan Siswa

Melihat kondisi siswa MAN 3 Cirebon banyak yang terlambat sangat jarang akan rasa disiplin, untuk menunjang pembentukan karakter disiplin sangat efektif dilakukan dalam kegiatan pramuka, kegiatan ekstrakulikuker pramuka lambat laun membuat siswa sadar akan kedisilinan, banyak cara dan metode yang diterapkan untuk membuat siswa leih disiplin. Selain metode dan cara kedisiplinan harus mengacu pada standar kedisiplinan, oleh karena itu peneliti menggunakan acuan tersebut.

1)    Disiplin waktu

Kedisiplinan waktu sangat penting, dimulai dari disiplin menepati waktu dan tata tertib akan menentukan karakter siswa dipandang masyarakat. Ketepatan waktu belajar dai rumah ataupun di sekolah menjadi cara dalam keberhasilan kedisiplinan siswa tersebut.Apabila siswa memiliki jadwal kegiatan, makai maka harus menepati/melaksanakan jadwal yang sudah dibuat.

Dalam organisasi Pramuka, persoalan waktu merupakan sesuatu yang sangat diperhatikan karena menentukan karakter atau kebiasaan siswa kedepannya, kebiasaaan yang baik akan menentukan kondisi kita kedepannya sebab waktu tidak akan bisa diputar Kembali.

PenaNaman karakter disiplin terhadap waktu dalam setiap kegitan pramuka, terlebih pada kegiatan perkemahan-perkemahan. Pada kegiatan ini siswa dilatih untuk selalu cepat dan tepat waktu tanpa harus menunda waktu pekerjaan dilain waktu. Contohnya Ketika perlombaan Tarik tanbang, disana kita dituntut untuk selalu cepat dan tepat.

2)    Disiplin pada waktu belajar

Menepati jadwal pelajaran yang sudah ditentukan memang sangat sulit bagi siswa untuk menepatinya, terkadanng belajar atau kegiatan rutinan pramuka dilakukan jam 07.00 tapi masih banyak siswa yang terlambat.

Siswa MAN 3 Cirebon juga mengalaminya apalagi sekolah ini termasuk pada lingkungan pondok pesantren, tidak sedikit yang masih diluar lingkungan sekolah dengan alasan yang berbagai macam. Tapi hal ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan dibandingan dengan yang dulu

3)    Disiplin terhadap diri sendiri

Kedisiplinan terhadap diri sendiri merupakan awal/kunci disiplin pada semua hal, pembiasaan inilah yang seharusnya ditanamkan pada diri siswa. Pada kegiatan pramuka dibiasakan untuk disiplin pada diri sendiri, seperti halnya mempersiapkan keperluan dan perlangkapan untuk kegiatan perkemahan mereka harus menyiapkannya sendiri, dalam artian mereka harus bisa melatih dirinya untuk mandiri.

 

c.      Faktor pendukung dan penghambat pada kegiatan pramuka dalam pembentukan karakter disiplin siswa

1)    Faktor penghambat

Disini terdapat 3 faktor penghambat dalam pembentukan karakter melalui kegiatan ekstrakulikuler pramuka yaitu (1) Berapa pada lingkungan pondok pesantren, sehinggga waktu kegiatan terbatas, faktor dari keterbatasan waktu ini membuat materi tidak sepenuhnya tersampaikan; (2) kurangnya minat dari siswa, kurangnya minat siswa pada organisasi ini karena berpandangan kegiatan pramuka yang sangat membosankan, padahal kegiatan ini diranccang sedemikian menarik oleh Pembina, juga karena memang anaknya yang sudah mengikuti kegiatan pramuka dari tingkat siaga dan kegiatanya itu-itu saja, sehingga siswa bosan untuk mengikuti pramuka pada tingkat penegak; (3) dan yang terakhir karena faktor pandemi, karena faktor ini kegiatan pramuka yang seharusnya dilakukan secara langsung namun karena adanya pandemi dialihkan melalui daring, dan karena itu materi yang sisampaikan tidak semuanya dimengerti oleh anggota pramuka.

2)    Faktor pendukung

Faktor pendukung pada kegiatan pramuka terdapat 2 faktor, yang pertama, respon Kepala Madrasah yang positif, sangat mendukung kegiatan organisasi bukan hanya pramuka namun ekstrakulikuler yang lain pun Kepala Madrasah selalu memberikan yang terbaik, bahkan memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Yang kedua, Pembina yang berpengelaman memberi faktor yang sangat baik, karena Pembina yang berpengalaman akan mempengaruhi pelaksaan kegiatan pramuka, karena pramuka dituntut memiliki kreatifitas, keterampilan dan kedisiplinan, dengan pembina yang sudah berpengalam akan memudakan proses tranformasi ilmu karena ia juga pernah merasakan menjadi anggota pramuka.

 

KESIMPULAN

Kegiatan pramuka di MAN 3 Cirebon berjalan dengan baik, yaitu dengan adanya dukungan dari sekolah yang memberikan jadwal khusus kegiatan pramuka yaitu pada hari Rabu. Memilki tujuan sebagai tolak ukur dalam pembentukan karakter siswa, materi pramuka merujuk pada pengetahuan, keerampilan dan kepribadian. Kegiatan pramuka yang dilaksanakan mendukung prinsip belajar sambil praktik. Dampak kegiatan pramuka dalam membentuk karakter disiplin siswa, menggunakan beberapa metode untuk pembentukan karakternya yaitu dengan penetrapan narasi tentang pengalaman yang nyata, reward dan piunishmen, perintah dan arahan secara langsung, serta pengondisian setiap tindakan.

Penerapan kegiatan pramuka dalam membentuk karakter disiplin siswa di MAN 3 Cirebon telah berjalan sebagai yang telah diharapkan, hal ini dilihat dengan adanya 3 indikator kedisiplinan yang tercapai, yaitu kedisiplinan dalam menepati waktu, siswa kini lebih disiplin dalam masalah waktu, siswa tidak terlihat terlambat lagi, dalam disiplin pada waktu belajar juga siswa sudah lebih disiplin dalam proses pembelajaran seperti megerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Pada kedisiplinan menaati dan menegakan peraturan siswa lambat laun sudah mematuhi peraturan pada sekolah, kedisiplinan pada diri sendiri, kini siswa sudah lebih mandiri dari sebelumnya.

Faktor penghambat pada kegiatan kepramukaan yaitu, karena sekolah MAN 3 Cirebon berada dilingkungan pondok pesantren jadi waktu antara kegiatan belajar mengajar, kegiatan pondok pesantren dan oraganisasi harus di bagi dan waktu kegiatan organisasi yang mendapatkan waktu sedikit, masih kurangnya kepemahaman tenang kegiatan kepramukaan di MAN 3 Cirebon karena dampak fakumnya organisasi pada masa pandemi, dan minat dari siswanya tersendiri juga menjadi penghambat dalam pelaksanan kegiatan pramuka, Adapun kelebihannya adanya dukungan dari pihak sekolah terutama dari kepala Madrasah, adanya Pembina yang berpengalaman dan adanya program yang sudah direncanakan oleh pihak sekolah

 

 

REFERENCES

 

Basit, Abdul. (2017). Peran Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Penanaman Nilai-nilai Karakter Siswa di SDIT Islamiyah Sawangan Depok.

 

Diantama, Suarifqi. (2016). KEGIATAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBELAJARAN KEMANDIRIAN GENERASI MUDA MELALUI ALAM TERBUKA. Universitas Pendidikan Indonesia.

 

Faizin, Faizin. (2020). Pendidikan Agama Islam dan Pembentukan Karakter. Edification Journal: Pendidikan Agama Islam, 2(2), 111�121.

 

Hero, Hermus. (2021). Implementasi Kegiatan Pramuka dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa Kelas V SD Inpres Boru Kecamatan Wulanggitang Kabupaten Flores Timur. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 7(2), 308�314.

 

Indonesia, Presiden Republik. (2006). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

 

Ismail, Muhammad Ilyas. (2012). Pendidikan Karakter Suatu Pendekatan Nilai. Makassar: Alauddin University Prees.

 

Mudana, I. Gusti Agung Made Gede. (2019). Membangun karakter dalam perspektif filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Jurnal Filsafat Indonesia, 2(2), 75�81.

 

Mukhlish, Moh. (2016). Implementasi kegiatan pramuka dalam membentuk karakter disiplin siswa anggota gerakan pramuka Sekolah Dasar Negeri Sukun 3 Malang. Universitas Negeri Islam Maulana Malik Ibrahim.

 

Noor. (2015). Analisis Data Penelitian.

 

Nurjanah, Alya Okta. (2020). Karakter Takdim Dalam Perspektif Pendidikan Islam Kontemporer. TaLimuna: Jurnal Pendidikan Islam, 9(1), 16�30.

 

Rijal, S. (2020). Pendidikan Karakter Dalam Ekstrakurikuler Pramuka Di Mi Raudlatul Jannah Angkatan. Universitas Wiraraja.

 

Rudi, Hartono. (2020). Peran Pendidikan Gerakan Pramuka Dalam Pembentukan Karakter Kepemimpinan Peserta Didik: Studi Kasus Di Madrasah Aliyah Negeri MAN 1 Kota Cilegon-Banten. Adz-Zikr: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 5(1), 51�73.

 

Samrin, Samrin. (2016). Pendidikan Karakter (Sebuah Pendekatan Nilai). Al-TA�DIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan, 9(1), 120�143.

 

Syakir, Syakir, & Hasmin, Hasmin. (2017). Analisis Kegiatan Pendidikan Ekstrakurikuler Untuk Pembentukan Karakter Disiplin Siswa Di SMA Negeri 1 Sinjai Borong. Jurnal Mirai Management, 2(1), 108�125.

 

Utami, Fitri. (2018). Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas Xi Di Sma Negeri 1 Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Universitas Islam Riau.

 

 


 

Copyright holder:

Saona (2022)

 

First publication right:

Journal Edunity

 

This article is licensed under:

WhatsApp Image 2021-06-26 at 17